TEMPO.CO, Pangkalpinang - Maskapai penerbangan Lion Air mengklaim usai kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin lalu jadwal penerbangan Lion Air tetap berjalan normal. Selain itu tidak ada penurunan jumlah penumpang.
Baca: Tak Hanya Pesawat, Kebiasaan Pilot Lion Air Akan 'Dicek' KNKT
"Penerbangan kita tetap normal karena jumlah penumpang sama seperti biasa, tidak ada penurunan yang signifikan," kata Airport Manager Lion Air, Maulan Nursyamsu, di Pangkalpinang, Kamis, 1 November 2018.
Maulan mengatakan dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang, dalam satu hari jadwal terbang maskapai Lion Air rute Pangkalpinang-Jakarta enam kali, satu kali rute Pangkalpinang-Batam, dua kali Pangkalpinang-Palembang, dan satu kali Pangkalpinang-Tanjung Pandan. Untuk harga tiket maskapai juga masih normal mulai dari Rp 354 ribu per penumpang tergantung tujuan daerah.
Lebih jauh Maulan juga menyebutkan di hari keempat setelah kecelakaan Lion Air JT 610, tidak ada dampak buruk untuk jadwal penerbangan. "Hingga saat ini penerbangan masih normal. Tidak ada penumpang yang langsung melakukan cancel penerbangan, hanya ada satu dua orang saja yang membatalkan diri karena memang ada kesibukan," ujarnya.
Adapun jumlah petugas maskapai Lion Air, menurut Maulan, juga tidak ada perubahan atau penambahan khususnya di Pangkalpinang karena operasional maskapai berjalan normal. "Operasional kita juga berjalan normal. Tidak ada penambahan personel atau petugas lain," katanya.
Sebelumnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan investigasi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang berisi pemeriksaan terhadap manajemen pilot dan teknisi. Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko, mengatakan komite tengah mengumpulkan data pendukung terkait pengelolaan pesawat.
"Soal direktur teknik dan teknisi, ya kami wawancara mendalam," ujar Haryo kepada Tempo, Rabu 31 Oktober 2018.
Dia membenarkan adanya langkah khusus dari pemerintah untuk memastikan penyelidikan berjalan lancar. Namun keputusan pemberlakuannya, menurut Haryo, adalah domain Kementerian Perhubungan.
Penyelidikan terkait aspek manajerial dilakukan bersamaan dengan pencarian data kotak hitam (black box) pesawat Lion beregistrasi PK-LQP yang masih hilang di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, sejak Senin lalu. Pergerakan pesawat yang mengangkut 181 penumpang dan 7 awal itu diindikasi tak wajar, beberapa saat usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Baca: Hasil Pemeriksaan Boeing 737-8 Max Pasca Lion Air Jatuh Diungkap
Demi investigasi, manajemen Lion Air menuruti regulator untuk mencopot Direktur Teknik di perseroan, hingga waktu yang belum ditentukan. Posisi yang dipegang Muhammad Asif itu dialihkan ke pelaksana tugas, Muhammad Rusli.
ANTARA | YOHANNES PASKALIS