TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Lion Air. Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Haryo Satmiko mengatakan hingga sekarang tim investigasi masih mengumpulkan seluruh data kecelakaan.
Baca: Sebelum Hilang Kotak, Ketinggian Pesawat Lion Air Merosot Drastis
"Kita telah mendapatkan rekaman percakapan antara pilot dengan petugas menara dan data lainnya. Hingga sekarang, kami memfokuskan pencarian kotak hitam," kata Haryo di Gedung KNKT, Selasa, 30 Oktober 2018.
Dari kabar beredar, pesawat bernomor PK-LQP yang jatuh kala melintasi rute Jakarta - Pangkalpinang itu sempat juga bermasalah saat dipakai pada malam sebelumnya, pada rute Denpasar-Jakarta.
Corporate Communications Lion Air Group, Ramaditya Handoko, mengatakan perseroan harus memeriksa kembali informasi terkait kelainan teknis pesawat tersebut. Merujuk pada data umum flight radar, armada PK-LQP itu mendarat pada pukul 22.56 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Ahad lalu, dengan kode penerbangan JT-043.
"Soal itu kami masih harus cek kembali laporan terakhirnya. Masih diperiksa," kata Ramaditya kepada Tempo, kemarin.
Sumber Tempo yang ditemui di Bandara Soekarno-Hatta pun membenarkan adanya persoalan teknis pada pesawat sebelum dipakai Senin pagi. Namun, menurut dia hal itu hanya bisa dirincikan oleh penerbang Lion Air JT-043 tersebut. Pilot terkait yang diketahui bernama William Martinus, saat ditanyai Tempo, masih enggan merespons pertanyaan mengenai indikasi gangguan pada pesawat.
Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menuturkan ada banyak penyebab jatuhnya pesawat Lion Air. "Jadi pesawat itu kan kompleks, tak hanya satu dua komponen. Itu yang nanti harus dilihat karena kemungkinannya banyak sekali," ujar Gerry saat dihubungi Tempo, Senin, 29 Oktober 2018.
Menurut Gerry, kasus kecelakaan pesawat yang terjadi selama ini memiliki penyebab yang berbeda-beda. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk menebak apa yang terjadi dengan pesawat Lion Air JT-610 itu. "Tidak ada yang namanya faktor biasa. Setiap kecelakaan pesawat itu unik sendiri," katanya.
Gerry berpendapat kecelakaan Lion Air ini pasti disebabkan oleh salah satu komponen pesawat yang rusak. Namun, kata dia, kerusakan ini tak mungkin membuat pesawat mati total. "Kenapa kok apakah yang rusak itu mengakibatkan jatuh, apakah ada kesusahan mengendalikan pesawat, dan itu banyak faktor," katanya.
Adapun penumpang JT-043 bernama Conchita Caroline bercerita mengenai kejanggalan teknis pesawat sejak terbang dari Denpasar. Kesaksian Conchita uang dibagikan lewat Instagram Story dibenarkan kemudian oleh Olivia Suharto, manajernya. "Harusnya boarding 18.15, jadi 19.30. Mesin beberapa kali mati dan AC pun mati," tulis Conchita.
Ada pula cerita bercerita banyak penumpang kekurangan oksigen dan muntah. "Mesin terdengar berbeda dan lantai pesawat terasa panas, entah ada pengaruh mesin atau apa, tanpa ada penjelasan awak kabin," katanya.
Baca: 20 Pegawai Kemenkeu Dipastikan Ada di Pesawat Lion Air yang Jatuh
Penumpang lain penerbangan tersebut, Choiria Sheptia, mengaku sempat mengunggah foto kondisi saat penumpang berhamburan keluar pesawat lantaran tidak nyaman. Saat gangguan teknis, kata dia, pesawat masih berada di landas pacu Bandara Denpasar. "Dan pesawat yang saya naiki itu adalah yang hilang pagi ini (kemarin)," katanya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE | LARISSA HUDA | SYAFIUL HADI | AQIB SOFWANDI
Baca berita tentang penyebab jatuhnya pesawat Lion Air di Tempo.co.