TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Affairs GoJek Indonesia, Michael Reza Say menyadari jumlah driver atau mitra pengemudi yang sudah terlindungi asuransi masih sangat jauh dibandingkan jumlah keseluruhan mitra GoJek. Saat ini, Go-Jek telah memiliki 1 juta lebih mitra pengemudi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca: Viral Uninstall Go-Jek, Tak Semua Netizen Setuju Hapus Apps
"Memang butuh sosialisasi, banyak mitra belum mempunyai pemahaman yang baik soal asuransi ini," kata Reza saat ditemui di kantor pusat GoJek Indonesia di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Jumat, 26 Oktober 2018.
Menurut dia, GoJek sebenarnya telah membantu memfasilitasi pendaftaran asuransi di tiga layanan yaitu Allianz, Pasarpolis, dan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Para mitra bisa langsung bergabung ke salah satu layanan asuransi ini lewat akun GoJek khusus pengemudi yang mereka miliki.
Ketiga asuransi ini pun juga memiliki layanan yang berbeda satu sama lain. Di Allianz, layanan yang didapatkan adalah asuransi jiwa. Sementara di Pasarpolis dan BPJS Ketenagakerjaan, para pengemudi mendapatkan asuransi kecelakaan kerja, kerusakan pada motor, hingga kerusakan pada handphone. "Jadi sebenarnya sayang banget kalo enggak dimanfaatin," kata dia.
Selanjutnya, iuran bulanan akan dipotong langsung dari saldo GoPay yang dimiliki para pengemudi. Jumlahnya beragam. BPJS Ketenagakerjaan misalnya, mematok besaran iuran Rp 16.800 per pengemudi setiap bulan. Jika terjadi kejadian tertentu, maka pengemudi bisa langsung mengajukan klaim ke masing-masing kantor asuransi.
Saat ini, kata Reza, ada sebanyak 250 ribu orang yang menjadi beneficiary atau penerima manfaat dari ketiga asuransi ini. Jumlah 250 ribu ini bukanlah pengemudi Gojek saja, namun termasuk keluarga dari pengemudi tersebut. Sehingga, jumlah bersih dari pengemudi yang bergabung dengan layanan asuransi jauh lebih rendah dari itu. "Kami terus gunakan semua channel untuk semakin memperbanyak jumlah ini," ujarnya.