TEMPO.CO, Samarinda- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Rp 1,8 triliun. "Pembiayaan tersebut menggunakan APBN dan APBD," ujar dia di Bandara APT Pranoto, Kamis, 25 Oktober 2018.
BACA: Jokowi Akan Resmikan 2 Bandara di Kalimantan Timur
Budi Karya menjelaskan bandara ini dibangun untuk mempermudah masyarakat Samarinda dalam transportasi. Sehingga, tidak perlu lagi ke Balikpapan jika ingin pergi menggunakan pesawat. Antara Balikpapan dan Samarinda berjarak 120 kilometer, membutuhkan waktu 3-4 jam menggunakan transportasi darat.
Spesifikasi Bandara APT Pranoto memiliki ukuran runway 2.250 meter x 45 meter, taxiway berukuran 173 meter x 23 meter, apron 300 meter x 123 meter, dan mampu melayani pesawat Boeing 737-900 ER. Di sisi darat telah dibangun gedung terminal seluas 12.700 meter persegi mampu menampung penumpang dengan kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.
BACA: Sempat Terhenti, Garuda Rute Jember - Surabaya Kembali Beroperasi
Bandara ini, kata Budi Karya, aktif digunakan sejak 24 Mei 2018. Setidaknya sudah ada 14 penerbangan dalam sehari. Budi Karya menargetkan 50 penerbangan siap dilayani di Bandara APT Pranoto.
Kendala Bandara APT Pranoto, ujar Budi Karya, ialah hanya dapat melayani penerbangan siang hari. Alasannya, belum adanya lampu di runway landasan pacu. "Akhir tahun akan segera AP I pasang," ucap Budi Karya.
Hari ini, Presiden Joko Widodo akan meresmikan Bandara APT Pranoto. Jokowi dijadwalkan akan mendarat pada pukul 11.00 WITA, bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Selain itu, Di sana, Jokowi secara simbolis juga akan meresmikan Bandara Maratua.
Pelasana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Pramintohadi Sukarno mengatakan adanya bandara akan menciptakan daya saing. Alasannya, distribusi komoditas menjadi lebih efisien sehingga dapat mengurangi disparitas harga, sehingga harga-harga barang menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat.