TEMPO.CO, Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI Tbk ditunjuk Pemerintah sebagai bank yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan porsi terbesar.
Baca: Gempa Donggala, ATM BRI Belum Beroperasi Karena Listrik Padam
Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengatakan hingga akhir September 2018 BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 69 triliun atau 86,6 persen dari target penyaluran tahun 2018 yang sebesar Rp 79,7 triliun.
"KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 3,4 juta debitur," kata Haru dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Oktober 2018.
Haru mengatakan dari total Rp 69 triliun KUR yang berhasil disalurkan selama sembilan bulan, 42 persen diantaranya disalurkan ke sektor produktif.
“Komposisi penyaluran KUR akan terus kami fokuskan ke sektor produktif sesuai arahan Presiden Jokowi," ujar Haru.
Dari sisi simpanan, kata Haru, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh double digit sebesar 13,3 persen ke posisi Rp 872,7 triliun di Triwulan III 2018 dari posisi Rp 770,6 triliun di Triwulan III 2017. Dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi 56,5 persen.
Menurut Haru kinerja bisnis positif itu ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Haru mengatakan Rasio BOPO Bank BRI di akhir September 2018 tercatat sebesar 70,6 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir September 2017 yakni 73,2 persen.
"Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya," kata Haru.
Lebih lanjut Haru mengatakan Fee Based Income (FBI) serta pendapatan operasional BRI lainnya, juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat, kata Haru, FBI tumbuh 18,4 persen secara year on year. Dengan sisa tiga bulan hingga bulan Desember, Haru optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan.