TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut adanya perbedaan strategi pembangunan antara Presiden Joko Widodo dengan presiden era-era sebelumnya. "Pemerintahan saat ini seimbang mengerjakan sisi suplai dan sisi permintaan," ujar dia di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Sisi permintaan yang dimaksud oleh Darmin antara lain adalah sektor moneter dan fiskal. Sementara sisi suplai contohnya adalah membangun infrastruktur, sumber daya manusia, hingga urusan pertanahan.
"Kalau seimbang bisa terwujud transformasi ekonomi," ujar Darmin. Biasanya perpindahan sektor tradisional ke modern menimbulkan persoalan lantaran sisi suplai kurang tertangani.
Contoh transformasi ekonomi, ujar Darmin, adalah perpindahan dari pertanian tradisional ke pertanian modern. "Kalau sudah seimbang antara supply dan demand side-nya, kita siap mentransformasikan perekonomian tanpa memindahkan pertanian ke industri," kata dia. Hasil akhirnya adalah membuat sektor pertanian lebih baik lantaran infrastrukturnya telah siap.
Transformasi ekonomi, menurut Darmin, akan membuat manusia memanfaatkan pemikirannya dengan lebih baik lagi. Contoh transformasi ekonomi adalah ekonomi digital yang menyebabkan cepatnya perdagangan antar daerah dengan sang pelaku tidak perlu berpindah tempat.
Untuk mencapai keseimbangan sisi suplai dan permintaan, Darmin mengatakan pemerintah telah merancang sistem pendidikan vokasi dalam dua tahu ke belakang. Menurut dia, perkara sumber daya manusia adalah hal yang sulit.
"Tapi kita sudah mempersiapkan kurikulumnya, training of trainer, hingga metodenya," ujar Darmin. Saat ini, lulusan sekolah kejuruan kerap kesulitan mencari pekerjaan. Namun ke depan, ia mengatakan para sumber daya manusia di dalam negeri tak lagi hanya mengandalkan ijazah.
"Nanti tiga tahun harus punya standar kompetensi, sehingga kalau drop oit pun dia tetap bisa mendapat kerja karena punya sertifikat kompetensi," tutur Darmin.
Pemerintah juga getol menggaungkan program reforma agraria. Sebab, menurut Darmin, langkah itu adalah tahap pertama yang akan memudahkan para petani untuk mendapatkan pendanaan dari perbankan.
Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan sejumlah program seperti industri 4.0, online single submission, hingga program satu peta untuk semua kementerian lembaga.
Di sisi demand, kata Darmin, pemerintah terus menggodog berbagai kebijakan insentif dan libur pajak guna mendukung investasi dan ekspor. "Sehingga tahun berikutnya kita bisa transformasi ekonomi dan petani bisa bergerak komersial serta menguntungkan."