TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengajak pengusaha yang tergabung dalam Islamic Chamber of Commerce, Industri & Agriculture (ICCIA) bekerja sama membangun ekonomi di negara masing-masing. Solidaritas perlu dibangun guna menghadapi tantangan perdagangan dunia saat ini.
Baca: JK: Data Produksi Beras Nasional Salah Sejak 20 Tahun Lalu
JK mengatakan negara Islam menghadapi banyak tantangan. Selain masalah eksternal seperti perang dagang, banyak negara Islam yang menghadapi konflik internal. Negara Islam juga memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda.
Beberapa negara memiliki sumber daya alam baik, yang lainnya punya kemampuan industri. Tapi juga ada yang kekurangan kekayaan tersebut. "Sehingga patut untuk mendapat kerjasama yang baik di antara negara Islam," katanya di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.
Kerja sama ini, menurut dia, tak harus berkaitan dengan aspek keagamaan. Pasalnya dalam perdagangan, aspek tersebut tak banyak dipakai. "Yang penting dalam perdagangan, apa yang baik, apa yang lebih murah dan apa yang lebih cepat tentu bagian daripada faktor penting dalam perdagangan itu," ujarnya.
Salah satu faktor yang penting ialah inovasi, terutama di bidang riset dan teknologi. JK menilai tanpa pengetahuan di kedua bidang tersebut suatu negara tak akan maju.
JK berharap inovasi tersebut dapat muncul dalam sidang tahunan ICCIA 2018 yang digelar pada 22-23 Oktober 2018 di Ritz Carlton, Jakarta. Acara yang digelar Kamar Dagang dan Industri ini mengadakan diskusi panel yang terdiri dari pertemuan sektor swasta untuk membahas peluang bisnis.
Pertemuan itu juga mengatur pertemuan business to business antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Organisasi Kerjasama Islam. KADIN memperkirakan potensi peningkatan ekspor sebesar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan melalui acara ini. Tahun ini ekspor Indonesia ke negara OKI mencapai 5 persen atau mencapai US$ 23 miliar.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden ICCIA Ahmad Al Wakeel, mengatakan pertemuan ini menjadi awal untuk koordinasi bekelanjutan pada proyek-proyek yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur. "Dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat," ujar dia, Selasa, 23 Oktober 2018.
Dalam pertemuan ini, Ahmad mengatakan para anggota ICCIA akan membahas berbagai topik perekonomian di antaranya perdagangan, informasi teknologi, asuransi, pengiriman, pwrbankan, promosi peluang investasi dan joint venture.
Selain itu, ada pertemuan antara perusahaan swasta Indonesia dengan para perwakilan dari negara-negara Organisasi kerja sama Islam atau OKI. "Ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama dan investasi untuk membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia," tutur Ahmad.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani menjelaskan, hubungan ekonomi antara negara anggota ICCIA menunjukkan tren positif. "Dengan ini kami berkomitmen meningkatkan hubungan pemerintahan dan pekerintah serta interaksi bisnis ke bisnis agar dapat mempromosikan kerja sama ekonomi antar negara ICCIA," kata dia.
Sidang tahunan ICCIA 2018, kata Rosan, berpotensi untuk menjadi paradigma baru dalam menghadapi fenomena dan penyelesaian gejolak perekonomian global. Khususnya di sektor keuangan, dapat menjadi instrumen untuk mengurangi kemiskinan.
VINDRY FLORENTIN I CHITRA PARAMAESTI