TEMPO.CO, Jakarta - Divestasi saham perusahaan pertambangan Freeport Indonesia oleh pemerintah RI masih menjadi kontroversi. Di media sosial, netizen mempersoalkan belum rampungnya divestasi saham Freeport.
Baca: Demo ke Jakarta, Eks Karyawan Freeport Nabung Rp 1000 Tiap Hari
Head of Corporate Communication Inalum Rendi Achmad Witular menjelaskan seputar proses divestasi Freeport. Dia mengatakan dalam sales and purchase agreement (SPA), sudah jelas pernyataan Inalum bahwa proses divestasi berlangsung hingga akhir 2018. Inalum tidak pernah mengklaim bahwa proses itu sudah selesai. Inalum juga sudah menyampaikan timeline proses tersebut kepada komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu, 17 Oktober 2018.
Dalam rapat dengan DPR tersebut Inalum menyampaikan beberapa hal yang masih perlu dilaksanakan dalam penyelesaian transaksi divestasi saham PTFI. Tahapan yang harus diselesaikan mulai dari memenuhi kondisi-kondisi prasyarat penyelesaian akuisisi saham Freeport, persiapan pendanaan, perubahan anggaran dasar PT Freeport Indonesia hingga penyelesaian transaksi divestasi saham Freeport Indonesia yang ditargetkan rampung pada Desember 2018.
Rendi menjelaskan Inalum baru akan menguasai 51 persen saham Freeport setelah ada pembayaran US$ 3,85 miliar. "Pembayaran baru akan kami lakukan November. Kami sedang mencari pembiayaan yang murah," kata Rendi. "Jadi kalau ada yang bilang divestasi belum, ya, kami sudah bilang dari awal bahwa prosesnya sampai akhir tahun".
Rendi mengatakan proses pembayaran tersebut belum bisa dilakukan karena masih menunggu proses dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Seperti diketahui PT Freeport Indonesia masih terus menyelesaikan sejumlah persoalan lingkungan yang mengganjal proses pembayaran divestasi saham dari Inalum. Saat ini, Freeport harus menyelesaikan sejumlah rekomendasi perbaikan operasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan sanksi administratif terkait pembuangan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ihwal pembiayaan, menurut Rendi, pihaknya belum bisa menjelaskan jumlah bank asing yang akan membiayai proses divestasi saham Freeport. "Untuk angkanya 11, 8, 6, 5 kami belum bisa buka, karena masih berubah-ubah. Tapi yang penting bukan berapa jumlah bank, melainkan dana US$ 3,85 miliar itu tersedia," ujar Rendi.