TEMPO.CO, Yogyakarta-Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merasa kesal dengan rantai logistik Indonesia masih tidak efisien dan tidak ekonomis. "Misalnya daging ayam dari Surabaya sebelum dimakan warga di Papua, harus muter-muter dulu 3-4 hari ke berbagai tempat. Transit di Makasar, di Ambon, di Sorong, itu ayam sudah mati tidak perlu kita lihat apa-apa," ujar Susi dalam event Security Summit di Yogyakarta, Kamis petang 18 Oktober 2018.
BACA: Kesal dengan Sandiaga, Susi Pudjiastuti Raup Dukungan Netizen
Oleh sebab itu, Susi tak heran jika harga ayam atau ikan itu jatuhnya tinggi untuk masyarakat Indonesia Timur.
Susi merasa heran untuk memangkas rantai logistik yang panjang dan makan biaya. Mengapa tak dibuka titik distribusi logistik untuk menyalurkan berbagai komoditas pangan agar lebih dekat daerah tujuan. "Dan sistem logistik (yang tak efisien) ini terus terjadi, katanya kita mau pangkas sistem ekonomi berbiaya tinggi ?" ujar Susi.
Susi mengaku karena kritiknya atas rantai logistik yang panjang dan tak efisien itu, ia sempat ditegur seorang rekan. "Saya dicolek teman, dia bilang, 'Apa kamu tidak tahu siapa yang menguasai pelayaran dari barat sampai timur Indonesia? Saya jawab: saya memang tidak mengerti," ujar Susi.
"Saya juga tetap tidak akan mengerti kenapa ayam harus keliling separuh Indonesia dulu hanya untuk dimakan?" Susi menambahkan.
Susi menggambarkan misalnya ketika membeli daging ayam beku dari supermarket di Darwin Australia Utara harganya paling mahal hanya 2-3 Dollar. Lalu diangkut kapal menempuh jarak 362 kilometer butuh waktu 10 jam saja sebelum dikonsumsi masyarakat Indonesia Timur. Hal ini menurutnya akan jauh lebih efisien daripada mendatangkan pasokan ayam dari Jakarta yang jarak tempuh lebih jauh dan transportasi lebih mahal.
"Kenapa tidak subsidi saja Kupang atau Merauke ? " ujarnya.
Begitu halnya komoditas ikan yang diekspor, Susi jengkel ketika harus transit dulu ke banyak tempat. Misalnya ikan dari perairan Morotai, dibawa dulu ke Bitung lalu transit lagi di Makasar baru akhirnya diekspor. "Inefisiensi logistik ini yang buat cost ekonomi kita tinggi dan sulit berkompetisi," ujar Susi.
Susi mengatakan Presiden Jokowi selama ini berupaya memangkas rantai panjang logistik ini. Namun jika rute-rute logistik itu tak diubah dulu maka akan sangat sulit dilakukan efisiensi yang diharapkan. "Kita harus bisa paksa kargo-kargo raksasa itu akses logistik lewat Surabaya atau Jakarta saja, mereka harus mau jemput komoditas itu di Morotai, Sulawesi Utara, dan lainnya," ujar Susi Pudjiastuti.