Sepanjang kuartal pertama tahun ini, Lippo Cikarang membukukan pendapatan netto sebesar Rp 310,16 miliar atau turun 29,9 persen dibandingkan periode serupa tahun 2018 yang mencapai Rp 442,18 miliar. "Sementara laba selama periode berjalan Rp 80,79 miliar atau turun 56,3 persen dari posisi Rp 184,87 miliar ketimbang periode yang sama tahun 2017," seperti dikutip dari laporan keuangan Lippo Cikarang yang diserahkan ke BEI, 30 April 2018.
Penurunan juga terlihat pada laba usaha, laba per saham dasar serta arus kas netto Lippo Cikarang. Tercatat, selama kuartal pertama tahun ini laba usaha perusahaan itu mencapai Rp 73,44 miliar atau turun drastis bila dibandingkan kuartal pertama 2017 yang sebesar Rp 175,41 miliar.
Kawasan industri Lippo Cikarang. bekasibae.com
Adapun laba per saham dasar turun dari 265,62 per kuartal pertama tahun 2017 menjadi 116,08 pada periode serupa tahun ini. Sementara arus kas netto Lippo Cikarang di kuartal pertama tahun 2018 mencapai negatif Rp 196,86 miliar atau memburuk dibandingkan posisi di periode yang sama tahun 2017 yakni negatif Rp 186,47 miliar.
Namun catatan fundamental yang lain seperti jumlah aset, liabilitas dan ekuitas Lippo Cikarang terlihat tumbuh. Jumlah aset perusahaan itu sepanjang kuartal pertama di 2018 sebesar Rp 12,93 triliun atau naik ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp 12,38 triliun.
Sementara dari sisi liabilitas Lippo Cikarang tercatat per kuartal pertama di 2018 mencapai Rp 5,14 triliun atau naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,66 triliun. Adapun ekuitas perusahaan naik dari Rp 7,72 triliun pada kuartal satu tahun 2017 menjadi Rp 7,78 triliun di kuartal yang sama tahun 2018.
Sebelumnya, Presiden Direktur Lippo Cikarang, Ivan Budiono, pernah menyebutkan bahwa penurunan sejumlah indikator keuangan itu tak lepas dari melemahnya pasar properti Indonesia. “Meski demikian, dengan proyek Meikarta sebagai kota modern, terindah, dan terlengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan,” kata Ivan dalam siaran pers yang dikutip pada Selasa, 24 April 2018.
Keterpurukan merambah ke emiten Lippo lainnya. Saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) turun dari level Rp 272 per lembar menjadi Rp 270 pada siang hari ini.
PT Multipolar Tbk (MLPL) pun terjun bebas hingga 6,82 persen menjadi Rp 82 per lembar saham. PT First Media Tbk (KBLV) juga anjlok 2,56 persen menjadi Rp 456. Pada sektor retail, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) masing-masing terjerembab hingga 4,07 persen dan 3,95 persen.
Baca: Konsumen Meikarta Diminta Segera Lapor ke BPKN Bila Dirugikan
Kasus suap Meikarta juga berimbas pada saham PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) dan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO). Meski tipis, saham PT Link Net Tbk (LINK) merupakan satu-satunya saham Grup Lippo yang kemarin terpantau naik 0,7 persen menjadi Rp 4.300 per saham.
LARISSA HUDA