TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra mengatakan, PT BIJB bersama PT PP Property Tbk tengah menginisiasi pembangunan asrama haji di Bandara Kertajati. “Kita mau tawarkan pada pihak-pihak yang mau bergabung,” kata dia di Bandung, Kamis, 18 Oktober 2018.
Baca juga: Ridwan Kamil Setujui Lahan untuk Perpanjangan Landasan Kertajati
Virda mengatakan, desain asrama haji itu sudah rampung. Rencananya asrama haji tersebut diproyeksikan menampung 1.200 orang jemaah, atau setara 3 kali kapasitas angkut pesawat Boeing 777. Menurut Virda, Ahad lalu Kementerian Agama mensurvei Bandara Kertajati dan diperkirakan tertarik di Aerocity.
Menurut Virda, lokasi asrama haji berada di areal bisnis kawasan Aerocity. “Kita lagi konsolidasi dengan PP Pro karena ada di wilayah Bussiness Park mereka,” kata dia.
Virda mengatakan, rencana membangun asrama haji itu tengah dikebut bersama PP Pro untuk mengejar keberangkatan haji tahun depan pada Juni 2019. “Itu yang repot karena haji, Juni 2019 sudah berangkat,” kata dia.
Virda mengatakan, Kementerian Agama meminta jika BIJB dan PP Pro serius, agar bisa merampungkan pembangunan asrama haji itu cukup di tahap pertama tahun depan dengan kapasitas 200 kamar. “Kita lagi konsolidasi dengan PP Pro, metode apa yang paling cepat supaya Juni 2019, 200 kamar itu tersedia. Ada kamar, aula, dan beberapa fasilitas lagi harus selesai,” kata dia.
Menurut Virda, biaya membangun asrama haji tahap pertama dengan kapasitas 200 kamar itu ditaksir Rp 100 miliar. Biayanya pembangunan ditanggung bersama PT BIJB dan PP Pro. “Tinggal dari pihak mana lagi yang mau menyempurnakan supaya semua pembiayaan bisa 100 persen. Dengan tanah dan akses itu Rp 100 miliar,” kata dia.
Virda mengatakan, asrama haji itu yang akan dibangun itu berbentuk Hotel Bintang 3. Lahan yang tersedia diproyeksikan sekitar 17 hektare berada di selatan Bandara Kertajati. Lokasi asrama haji itu berada di areal Bussiness Park yang dikembangkan PT BIJB dan PP Pro di kawasan Aerocity Bandara Kertajati, luas seluruhnya menembus 160 hektare. “Untuk yang 17 hektare itu belum 100 persen, tapi sebagian besar, 80 persen sudah dibebaskan, tinggal sedikit lagi,” kata dia.
Virda mengatakan, rencana pengembangan bandara haji itu masih dimatangkan. “Untuk asrama haji ini kita lagi mematangkan desain dan konsep bisnisnya. Nanti pas musim haji, Pak Dirjen PHU (Penyelenggara Haji Dan Umrah), ngomongnya, Kementerian Agama akan sewa selama haji saja. Di luar haji kita akan operasikan untuk Umrah, edukasi, untuk macam-macam area komersial,” kata dia.
Menurut Virda, rencana ini sudah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Tapi gubernur belum memberikan keputusan dengan alasan akan mempelajari usulan serupa yang datang dari sejumlah daerah yang tertarik membangun asrama haji. “Beberapa daerah sudah memasukkan usulan seperti Indramayu, dan Sumedang ke Kementerian Agama,” kata dia.
Virda mengatakan, saat ini PT BIJB berkonsentrasi mengembangkan kawasan Aerocity. Salah satu proyek properti yang siap dibangun adalah apartemen. “Proyek apartemen sudah mulai dibangun. Izin sudah keluar, tinggal IMB (Izin Mendirikan Bangunan),” kata dia.
Virda mengatakan, proyek properti perdana di kawasan Aerocity tersebut digarap bersama PP Properti Tbk. “Dengan PP Pro kita jadi mitra ekuiti dulu. PP Pro ‘raise fund’ juga untuk pembiayaan pembangunan apartemen,” kata dia.
Menurut Virda, proyek apartemen 4 tower dengan seribu kamar itu menelan dana hingga Rp 500 miliar. Proyek apartemen itu ditargetkan mulai dibangun November 2018 nanti. “Kalau IMB keluar November 2018, mudah-mudahan Desember 2018 (groundbreaking), kalau IMB Desember 2018, ya Januari 2019,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemberangkatan haji dari Bandara Kertajati batal tahun ini karena terkendala keberadaan asrama haji. “Embarkasi masih di Bekasi. Kalua nanti penerbangan haji harus ada tahun depan, kita akan coba kebut dulu asrama haji yang berdekatan dengan Kertajati,” kata dia, Selasa, 9 Oktober 2018.
Ridwan Kamil mengatakan, asrama haji untuk jamaah Jawa Barat saat ini masih di Bekasi. “Kendalanya di situ,” kata dia.
Ridwan Kamil berencana mengebut pembangunan asrama haji agar bisa berangkat dari bandara Kertajati di Majalengka tahun depan. “Poinnya bukan di teknis kepesawatan, tapi lebih pada pengelolaan ke imigrasian karean belum tersedianya asrama. Saya akan coba kebut sehinga musim haji tahun depan bisa melihat ribu-ribu orang terbang di Kertajati,” kata dia.
Dia belum mendapat informasi soal sejumlah daerah di seputar bandara Kertajati yang menawarkan diri untuk menjadi lokasi embarkasi haji. “Saya belum mendapat informasi mendalam. Bahwa ada kebutuhan ya, saya pahami. Tapi pilihan posisinya belum dapat informasi. Jadi hari ini saya belum bisa jawab lokasinya di mana,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, asrama haji dibutuhkan untuk memastikan pemberangkatan haji dari Bandara Kertajati bisa dilakukan tahun depan. “Saya tahu semua (daerah) parebut (rebutan). Semua pengen. Kalau semua pengen, saya harus ambil keputusan yang adil. Saya harus cek berdasarkan parameter teknis yang paling memadai,” kata dia.