TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Materi dan Debat, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said mengatakan saat ini merupakan kondisi terburuk Pertamina dari sisi kepemimpinan atau leadership. "Sekarang saya menyaksikan sepanjang sejarah ini lah situasi Pertamina paling buruk dari sisi leadership," kata kata Sudirman Said di Gedung Pakarti Centre, Jakarta, 18 Oktober 2018.
BACA: Pertamina Tambah 8 Titik Lagi BBM Satu Harga di Sumatera
Menurut Sudirman Said, dalam empat tahun kepemimpinan Jokowi, sudah lima kali Direktur Utama Pertamina diganti. Padahal Sudirman menilai Pertamina merupakan kapal besar dengan volume transaksi dan karyawan yang sangat besar.
"Kemudian diotak-atik direksinya seperti mengganti, ketua RT saja 3-4 th sekali, ini pimpinan perusahaan besar berganti begitu cepat," ujar Sudirman.
Menurut Sudirman pergantian tersebut berakibat pada ketidakpastian dan stabilitas Pertamina. Ia bercerita pada 1983 ia pernah bekerja di Pertamina. Pada 1984 bekerja di BPKP memeriksa Pertamina selama 3 tahun. Kemudian 2008 - 2009 kembali masuk ke Pertamina. "Dan kebetulan saja masuk ke menteri urusan energi," kata Sudirman.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno merombak jajaran direksi di PT Pertamina(Persero). Keputusan Rini mencopot Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dan empat direktur lainnya itu termaktub dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Pertamina yang digelar pada hari ini, Jumat, 20 April 2018.
Dalam dua tahun terakhir ini, Kementerian BUMN yang dipimpin Rini Soemarno sudah melakukan empat kali pergantian jajaran direksi di Pertamina. Tak hanya mengganti posisi direktur utama, Menteri Rini juga merombak pos-pos di manajemen Pertamina.