TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menghitung komponen terbesar yang menyebabkan penurunan impor minyak dan gas pada September 2018. Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM Djoko Siswanto memperkirakan setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan ini.
Baca juga: BPS: Mandatori B20 dan PPH 22 Belum Terlihat Tekan Impor
"Yang jelas, B20, menurut saya berpengaruh, selanjutnya penggunaan cadangan minyak yang sudah tersedia," kata dia saat ditemui usai rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi DPR di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan migas September mencapai US$ 2,28 miliar atau turun 25,2 persen dibandingkan Agustus 2018. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan 17,75 persen dibandingkan September 2017.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan penerapan kebijakan penggunaan bahan bakar solar dengan campuran biodiesel 20 persen atau mandatori B20 belum terlihat menekan impor.
"Dengan adanya kebijakan B20, ini pun kami belum terlalu kelihatan, karena B20 itu kan sebetulnya pencampuran dengan yang nabati 20 persen biodiesel," kata Yunita di kantornya, Senin, 15 Oktober 2018. "Jadi kami belum tahu ke depan, mudah-mudahan itu membantu menurunkan impor. Kami lihat nanti bulan depan seperti apa."
Djoko mengatakan, penurunan impor sebanyak 25,2 persen ini justru sesuai dengan misi dari mandatori B20 sebanyak 20 persen pada solar. Oleh sebab itu, Djoko cukup heran dengan pernyataan BPS yang menyatakan bahwa B20 tidak terlalu terlihat berdampak pada penurunan impor migas. "Kalau ini dinilai tidak kelihatan berpengaruh atau signifikan, harusnya tahu dong yang signifikan apa," ujarnya.
Faktor selanjutnya yaitu Pertamina yang kemungkinan masih menggunakan cadangan minyak yang masih dimiliki. Impor minyak, kata Djoko, tentu tidak dilakukan setiap hari. Oleh sebab itu, Pertamina punya kesempatan untuk menggunakan cadangan yang masih tersedia, termasuk cadangan selama 20 hari yang dimiliki perusahaan tersebut.
Faktor terakhir penyebab impor migas turun, kata Djoko, kemungkinan karena gelaran Asian Games yang berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018. Acara selama kurang lebih setengah bulan ini, kata dia, kemungkinan membuat konsumsi bahan bakar meningkat. Kemudian konsumsi menurun saat acara telah selesai sehari setelah mandatori B20 diterapkan pada 1 September 2018.