TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) menyiapkan lahan di Bandara Kualanamu untuk pengembangan aerocity mencapai 200 hektare.
Baca juga: Jalur Layang Kereta Bandara Kualanamu Aktif Mulai Desember
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan total aera lahan yang menjadi masterplan di Kualanamu sebanyak 1.400 hektare. Lahan yang sudah dibangun menjadi bandara berkode KNO hanya 800 hektare, sehingga masih menyisakan 600 hektare.
"Kami menawarkan kepada pengelola bandara global untuk pengembangan aerocity. Sudah ada 200 hektare lahan yang statusnya sudah clean and clear," kata Awaluddin, Senin, 15 Oktober 2018.
Dia menambahkan konsep aerocity tersebut bisa dimanfaatkan investor untuk membangun pusat perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO), kompleks pergudangan, bangunan komersial, maupun hotel. Investor juga disarankan untuk menggandeng partner lokal.
Dia menyebutkan tujuan strategic partnership dengan investor asing untuk Bandara Kualanamu adalah untuk mencapai peningkatan pergerakan baik penumpang maupun pesawat (expansion the traffic), pertukaran pengalaman (expertise sharing), dan equity partnership.
Selama ini, lanjutnya, pertumbuhan penumpang di KNO hanya antara 7-10 persen per tahun yang merupakan besaran pertumbuhan secara alamiah. Selain itu, komposisi penumpang masih didominasi oleh rute domestik hingga 90 persen padahal letak Kualanamu sangat strategis dan berdekatan dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dia ingin mengakselerasi pertumbuhan jumlah penumpang per tahun dan menambah komposisi rute penerbangan internasional menjadi 45 persen. Potensi rute penerbangan dari Bandara Kualanamu bisa mencapai kawasan Timur Tengah, Asia Timur, atau Asia Selatan.