TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengirim surat persetujuan penggunaan lahan milik pemerintah Jawa Barat oleh PT Angkasa Pura II untuk mengerjakan perpanjangan landasan pacu Bandara Kertajati di Majalengka yang semula 2.500 meter menjadi 3 ribu meter.
Baca juga: Ridwan Kamil Akan Kebut Pembangunan Asrama Haji di Kertajati
“Sudah ditandatangani tadi malam oleh gubernur,” kata Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa, Senin, 15 Oktober 2018.
Surat persetujuan tersebut bagian dari kesepakatan shareholder agreement antara pemerintah Jawa Barat dengan PT Angkasa Pura II yang dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Matirim pada 1 Oktober 2018 di Jakarta. Tahap berikutnya akan diikuti perjanjian kerja sama penggunaan barang daerah, penggunaannya untuk perpanjangan runway. Perjanjian tersebut ditargetkan selesai pekan ini.
Iwa mengatakan, dengan surat itu PT Angkasa Pura II bisa melakukan persiapan untuk memulai pengerjaan konstruksi pembangunan runway bandara Kertajati di Majalengka. “Supaya PT AP II melakukan persiapan, karena surat ini menjadi kepastian lahan itu bisa digunakan,” kata dia.
Iwa mengatakan, surat persetujuan itu untuk mempercepat pembangunan konstruksi landasan pacu Bandara Kertajati. Selanjutnya lahan tersebut akan divaluasi untuk selanjutnya disertakan sebagai penyertaan modal pemerintah provinsi lewat revisi Peraturan Daerah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) bersama DPRD.
Iwa mengatakan, dana yang digelontorkan PT Angkasa Pura II untuk pengembangan Bandara Kertajati juga disepakati menjadi bagian dari penyertaan modalnya di PT BIJB. Tiga pekerjaan konstruksi yang dilakukan PT Angkasa Pura II di Bandara Kertajati yakni konstruksi perpanjangan landasan pacu, parallel taxiway extension, serta perluasan apron. Pengerjaan perpanjangan landasan pacu Bandara Kertajati yang terkendala soal status kepemilikan lahan. Apabila fisiknya sudah selesai, itu akan menjadi bagian penyertaan modal PT AP II.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, tiga pekerjaan konstruksi PT Angkasa Pura II di Bandara Kertajati sedianya dijadwalkan dikerjakan berbarengan. Pekerjaan konstruksi parallel taxiway extension, serta perluasan apron sudah dikerjakan, tersisa pengerjaan perpanjangan runway yang terkendala soal status lahan. “Perluasan apron itu nanti bisa menampung parkir 22 pesawat. Eksisting sekarang hanya 11 pesawat, kata dia saat dihubungi, Senin, 15 Oktober 2018.
Virda mengatakan, konstruksi perluasan apron dan parallel taxiway extension sudah hampir selesai. “Overlay taxiway dan perluasan apron sudah mau selesai, November ini selesai,” kata dia.
Sementara pengerjaan perpanjangan landasan pacu bandara Kertajati, PT Angkasa Pura II sempat melakukan pengerjaan pematangan lahan, lalu di stop menunggu solusi soal status lahan tersebut. “Kemarin alat-alat sudah standby. Peralatan sudah standby,” kata Virda.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Jawa Barat memerlukan sedikitnya 1.500 penerbangan umrah setiap tahun. "Di catatan kami ada sekitar 150.000 (jamaah umroh) di Ciayumajakuning saja. Kalau di seluruh Jawa Barat itu sekitar 300.000 (jamaah)," kata Ridwan Kamil dikutip dari keterangan tertulisnya saat melepas jamaah Umroh perdana yang terbang dari bandara Kertajati, Majalengka, 13 September 2018. "Kalau pakai pesawat ini (Boeing 737), bisa 1500-an penerbangan per-tahunnya. Pasar yang besar, dan itu baru umroh saja.”