Hal senada disampaikan oleh @ardi_riau. Pada Sabtu pekan lalu, 13 Oktober 2018 ia menyerukan, "Apapun alasan @gojekindonesia, yuk terus lambungkan. Haram ngasi makan para pendukung LGBT. #uninstallgojek."
Namun banyak juga netizen yang tidak mempermasalahkan sikap manajemen Go-Jek tersebut dan bahkan mempertanyakan sikap netizen lainnya yang hanya ikut-ikutan dengan anti LGBT. Netizen yang ikut-ikutan menghapus aplikasi itu malah dituding tak memperhatikan dampak jika gerakan itu benar-benar dilakukan terhadap nasib pengemudi ojek.
Para Srikandi Gojek melihat ponsel masing-masing untuk memantau order yang datang di Bandung, 15 Agustus 2015. Disamping menjadi pengemudi ojek, mereka juga memiliki usaha butik baju dan kerudung. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Netizen Fellix Alfrido, misalnya. Netizen dengan akun Twitter @HabakukFellix itu mempertanyakan sikap netizen yang benar-benar meng-uninstall aplikasi Go-Jek, apakah sudah membayangkan berapa banyak pengemudi yang bakal kehilangan pekerjaannya dan nafkah pencahariannya.
"For you who #UninstallGojek, have you think how many drivers will loss their job, loss much amount of money for their meal, for their family needs, have you think about it again? Don't let religious things take over your logic," kata Fellix pada 7 jam lalu, pada Senin, 15 Oktober 2018.
Ada juga Maria Arlene yang menyerukan agar netizen tidak berhenti meng-uninstall aplikasi Gojek karena masih banyak aplikasi dan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang pro LGBT.
"Jangan cuma #uninstallgojek, uninstall juga google, youtube, facebook, sama instagram. Kalo ke mal jauh2 dari burger king sama McD ya. Haagen dazs sih kamu belom tentu mampu beli kayaknya. Oya udah nonton venom? Oh jelas ga boleh, itu produksinya Marvel," ujar Maria seperti dikutip dari cuitannya di Twitter dengan akun @arlenelands, satu jam yang lalu, Senin, 15 Oktober 2018.
Menanggapi hal itu, pihak Go-Jek Indonesia memberikan klarifikasi lewat akun resmi Twitter @gojekindonesia. Dalam cuitannya, Go-Jek menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Go-Jek dalam pernyataannya menghargai keberagaman. "Kami percaya bahwa ide dan kreativitas, yang menjadi kunci untuk melahirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat, merupakan buah hasil kerja sama berbagai latar belakang pendidikan, budaya, dan keyakinan," katanya, Jumat, 12 Oktober 2018.
Baca: Ramai Tagar Uninstall Gojek, Ini Penjelasan Manajemen
Terkait status yang diunggah oleh Brata Santoso, Gojek mengklarifikasi bahwa unggahan tersebut bukankah pernyataan dari Go-Jek Indonesia. Unggahan Brata merupakan intepretasi pribadinya terhadap salah satu acara internal dengan tema keberagaman