TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek II hingga hari ini hampir mencapai separuh jalan, tepatnya 49,4 persen. Tol sepanjang 38 kilometer dari Simpang Susun Cikunir, Bekasi hingga Karawang, ini ditargetkan bakal rampung lima bulan lagi yaitu akhir Maret 2018.
BACA: Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 2,17 T untuk Tol Terbanggi Besar
Jika tol ini rampung, maka kepadatan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek saat ini diperkirakan terurai. " Tol Jakarta Cikampek II ini akan memisahkan pengguna tol jarak jauh dengan pengguna jarak dekat," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 14 Oktober 2018.
Dengan cara itu, kata Basuki, maka pengendara jarak jauh bisa menggunakan jalan tol bari ini dan turun di ujung jalan layang. Sehingga, pemisahan ini juga sekaligus bisa memangkas waktu tempuh kendaraan, baik yang menuju Karawang, Cibitung, dari Cikampek menuju Semarang, ataupun Bandung.
Waktu pengerjaan untuk sisa pembangunan 50,6 persen lainnya tinggal lima bulan lagi dari target. Sedangkan pada 3 Mei 2018, pihak kontraktor mengatakan bahwa progres pembangunan mencapai 30 persen. Artinya, dalam kurang lebih lima bulan terakhir, progres pembangunan baru bertambah sekitar 19,4 persen.
BACA: LMAN Sepakat Bayar Dana Talangan Lahan Tol Rp 40,24 Triliun
Tol layang Jakarta-Cikampek 2 ini merupakan bagian dari Tol Trans Jawa. Mega proyek tol yang akan membentang dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa ini ditargetkan bisa tersambung pada akhir 2018. Tol layang dibangun lantaran seringnya terjadi kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek saat ini terutama di masa liburan dan mudik lebaran.
Tol dibangun dengan biaya konstruksi mencapai Rp 13,53 triliun dan akan dikelola nantinya oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek. Basuki mengatakan, biaya pembangunan tol ini memang lebih besar dibanding tol lainnya lantaran dibangun dengan konstruksi layang.