TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastadi mengatakan tren aju nilai tukar rupiah masih stabil hingga akhir Oktober 2018. Namun Fithra memprediksi rupiah masih akan berjalan di rentang Rp 15.200-15.400 per dolar Amerika Serikat sampai akhir bulan ini.
Baca juga: Rupiah Diprediksi Melemah Karena Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global
"Ini sebenernya cukup stabil ya kalau kami melihat dari tren beberapa bulan terakhir ini cukup stabil, karena memang tekanannya agak sedikit mereda akibat kenaikan suku bunga The Fed, kan kita sudah mengalami kenaikan agak mereda sampai Desember nanti," kata Fithra saat ditemui di Warung Daun Cikini, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Fithra mengatakan pada Desember pemerintah perlu mengantisipasi kebijakan ekonomi dunia. "Meskipun kemarin sudah ada kebijakan shock jangka pendek di Dow Jones dan lain-lain, tapi saya melihat rupiah masih dalam batas yang msh bisa ditoleransi," ujar Fithra.
Lebih lanjut Fithra mengatakan faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah juga dari defisit transaksi berjalan atau current account deficit.
Fithra mengatakan pertemuan tahunan IMF-World Bank memberikan sentimen positif. Pasalnya selama ini yang sangat berpengaruh terhadap rupiah adalah faktor ekspektasi dan sinyal-sinyal yang negatif terhadap perekonomian di indonesia. Menurut Fithra adanya IMF-WB di Bali memberikan sinyal positif bagi rupiah.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.194 pada 12 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 59 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.253 pada 11 Oktober 2018.
Sedangkan pada 12 Oktober 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.270 dan kurs beli Rp 15.118.