TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dalam rangkaian kegiatan sidang tahunan IMF - Bank Dunia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berujar salah satu hasil pertemuan tersebut adalah harapan industri nasional melakukan ekspansi dan investasi baru, serta ekspor ke Vietnam.
"Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya agar pengusaha Indonesia menjajaki peluang pasar baru di Vietnam, antara lain untuk produk-produk farmasi dan alat-alat kesehatan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Baca: Di KTT Istimewa ASEAN-Australia, Jokowi Soroti Perang Dagang ...
Dalam pertemuan Jokowi dan Nguye, ujar Airlangga, juga dibahas mengenai penuntasan pada hambatan ekspor otomotif Indonesia ke Vietnam, penyelesaian perundingan zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan pengembangan konsep kerja sama Indo Pasifik yang mengedepankan sentralisasi Asean. Airlangga berharap pemerintah Vietnam memberi kemudahan dengan menghapuskan beberapa hambatan perdagangan antara dua negara.
Dengan demikian, ia berujar Indonesia bisa memanfaatkan potensi Vietnam untuk menjadi negara tujuan pasar ekspor dan berperan sebagai rantai pasok tingkat regional bagi industri nasional. “Apalagi, Vietnam termasuk negara yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu investor pertama yang ada di Vietnam," ujar Airlangga. Peluang itu, menurut dia, menjadi potensi dalam menungkatkan kemitraan bilateral yang strategis dan komprehensif.
Kolaborasi itu, ujar Airlangga, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan di dua negara tersebut. Kerjasama juga bertujuan melengkapi kebutuhan masing-masing negara, khususnya untuk memenuhi kebutuhan industri manufaktur. Walau, ia mengatakan Indonesia dan Vietnam memang berkompetisi di sektor industri padat karya.
"Tetapi Indonesia mempunyai struktur industri yang lebih dalam, seperti sektor petrokimia, baja, dan resources based,” ujar Airlangga.
Airlangga menyebut tren perdagangan dua negara tercatat terus menanjak dalam beberapa tahun belakangan ini. Pada tahun 2017, total nilai perdagangan RI-Vietnam tumbuh sebesar 8,64 persen, sehingga menjadi US$ 6,82 miliar dibanding tahun 2016 yang mencapai US$ 6,27 miliar.
Di samping itu, investasi Indonesia di Vietnam sepanjang tahun lalu menembus angka US$ 45,84 juta. Sedangkan, secara total hingga tahun 2017, investasi Indonesia di Vietnam mencapai 69 proyek dengan nilai US$ 477,02 juta. Sementara itu, Vietnam tercatat memiliki delapan proyek investasi di Indonesia yang bernilai US$ 51 juta di sektor industri pengolahan pertambangan, media dan manufaktur.
Simak berita tentang Jokowi hanya di Tempo.co