TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar mengatakan saat ini sedang dalam proses berjalan mencari lahan hunian yang tetap.
Baca: Kampung Hilang, LIPI: Ciri Rawan Likuifaksi Geologi Sulit Dilihat
"Wilayah-wilayah-wilayah yang tetap. Karena wilayah-wilayah yang boleh dikatakan hancur ada Petobo, Balaroa, dan lagi," kata Rudy di Kementerian BUMN, Jumat, 12 Oktober 2018.
Rudy mengatakan pihaknya bersama kepala daerah sudah mencari alternatif beberapa lokasi secara bersama-sama dengan tim Kementerian PUPR dan Kementerian ATR/BPN. Dia menyebutkan ada empat lokasi yang aman dibangun tempat hunian, tapi masih dalam kajian lebih lanjut.
"Empat lokasi itu ada di Duyu, Talise, Sidera dan Balaroa. Itu masih alternatif ya, belum ditetapkan," kata Rudy.
Rudi mengatakan saat ini tim badan geologi dari kemarin hingga saat ini sedang di lapangan untuk mencari lagi lokasi yang berpotensi dibangun hunian.
"Supaya nanti alternatifnya banyak, kami mencari alternatif yang ideal sih tidak mungkin ada ya, tapi paling tidak minimal tidak terjadi korban," kata Rudy.
Sebelumnya gempa berkekuatan 7,4 skala richter dan tsunami yang menerjang kawasan Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan Pasangkayu, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018.
Lebih lanjut Rudi mengatakan Badan Geologi bertugas menentukan lokasi lahan yang relatif aman. "Kemudian nanti tim infrastruktur bagian engineering di situ akan mendesain strukturnya di situ apa yang cocok," kata Rudy.
Rudy mengatakan setelah ditunjuk lokasi, baru dikomunikasikan dengan Kementerian ATR/BPN.
"Hari ini temen-teman geologi akan mengidentifikasi dari sisi keamanannya. Jadi belum ditetapkan ya," kata Rudy.
Rudy mengatakan nantinya Kementerian ATR/BPN akan melihat lahan di lokasi tersebur dimiliki oleh siapa, agar lahannya tidak memberikan masalah.