TEMPO.CO, Nusa Dua - Indonesia masuk peringkat ke 87 dari 157 negara dalam Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI). Indeks tersebut di rilis oleh World Bank di sela-sela Pertemuan IMF-World Bank di Bali pada Kamis, 11 Oktober 2018.
Dalam laporan tersebut, nama Indonesia berada pada peringkat ke 87 dari 157 negara dengan skor 0,53. Dalam laporan itu, Indonesia memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Hal ini dibuktikan lewat skor Indonesia yang mencapai 0,62 dari skor rata-rata 0,48. Kendati begitu, skor itu berada di bawah rata-rata Asia Timur dan Pasifik sebesar 0,62. Tercatat Indonesia masih kalah dengan Filipina (0,55), Thailand (0,62), Malaysia (0,63), Vietnam (0,68) dan juga Singapura (0,88).
"Skor tersebut mencerminkan bahwa meski Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir, masih ada defisit modal manusia akibat terakumulasinya kurangnya investasi selama beberapa dekade," seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A. Chaves memuji kinerja pemerintah Indonesia dalam menciptakan HDI sampai ke peringkat 87 tersebut. Rodrigo mengatakan dirinya menilai kebijakan pemerintah untuk mengurangi stunting, meningkatkan cakupan program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan, dan berinvestasi dalam meningkatkan kesehatan dan pendidikan anak-anaknya adalah hal mendukung.
“Saya memuji kepemimpinan dan tindakan pemerintah yang kuat dalam agenda modal manusia dan untuk mengatasi tantangan ini dengan sangat serius,” kata Rodrigo, di Nusa Dua, Bali, Kamis, 11 Oktober 2018.
Menurut Rodrigo, investasi pemerintah dalam bidang pemberdayaan manusia adalah kunci bagi pertumbuhan dan produktivitas masyarakat Indonesia. Investasi yang dilakukan saat ini akan memberikan manfaat langsung. Namun, yang terpenting juga memiliki dampak panjang di masa depan.
Adapun, skor Indonesia 0,53 berarti bahwa seorang anak yang lahir di Indonesia saat ini, ketika ia tumbuh produktivitasnya akan mencapai 53 persen dari apa yang bisa dicapai bila ia memiliki pendidikan yang lengkap dan kesehatan yang baik. Indeks ini merupakan bagian dari Proyek Modal Manusia Grup Bank Dunia, yang menyadari modal manusia sebagai pendorong utama pertumbuhan inklusif.
Dalam menghitung index ini, ada lima indikator di gunakan, yakni peluang bertahan hidup hingga usia 5 tahun, lamanya pendidikan sekolah yang diharapkan, skor tes yang kualitas pembelajaran, harapan hidup hidup orang dewasa, dan proporsi anak-anak yang tidak mengalam stunting. Selain Indeks, Proyek Modal Manusia mencakup program untuk memperkuat penelitian dan pengukuran pada modal manusia, serta dukungan kepada negara-negara dalam upaya percepatan untuk mencapai hasil Modal Manusia yang lebih baik.