TEMPO.CO, Jakarta - Grup Bank Mandiri bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA) untuk mendukung pembangunan infrastruktur melalui pembiayaan inovatif di pasar modal.
Baca juga: Bank Mandiri Kucurkan Kredit Infrastruktur Rp 165 Triliun
"Inisiatif ini juga akan membantu pendalaman pasar keuangan domestik melalui penambahan produk investasi berbasis proyek infrastruktur," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 melalui siaran pers yang diterima di Bali, Rabu, 10 Oktober 2018.
KIK-DINFRA akan memperoleh pernyataan efektif dari OJK dan akan segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp 1,5 triliun.
Alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur. Produk investasi itu rencananya akan menyasar investor lokal dan global.
Sebelumnya, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas telah membantu Jasa Marga menerbitkan obligasi rupiah di pasar modal internasional (Komodo Bonds) senilai Rp 4 triliun dan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) untuk membiayai pengembangan jalan tol Jasa Marga.
Pengumpulan dana melalui RDPT yang mencapai Rp 3 triliun akan memberikan tambahan belanja modal kepada Jasa Marga.
Langkah-langkah tersebut merupakan implementasi komitmen Grup Bank Mandiri mendukung perusahaan-perusahaan di bidang infrastruktur untuk mengakselerasi pemenuhan infrastruktur di Indonesia.
Saat ini, Indonesia perlu menginvestasikan sebesar 1.231 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur agar mampu menopang pertumbuhan di kisaran 5,5 persen.
Alokasi belanja negara untuk infrastruktur juga terus meningkat secara signifikan dari Rp 86 triliun di 2010 menjadi lebih dari Rp 400 triliun pada APBN 2018.
Sedangkan dukungan perbankan ke proyek infrastruktur juga meningkat tajam dengan kualitas yang terjaga baik. Jika pada 2010 pembiayaan perbankan baru Rp 121 triliun, maka nilai tersebut tumbuh hampir 18 persen per tahun hingga Rp 378 triliun pada akhir tahun lalu.
Bank Mandiri juga telah menyalurkan pembiayaan langsung ke sektor infrastruktur mencapai hampir 24 persen dari total portofolio kredit perseroan.
Pada akhir Semester I-2018, nilainya mencapai Rp 165,8 triliun dari total komitmen Rp 255,3 triliun yang sudah diberikan ke proyek-proyek infrastruktur. Penyaluran itu naik 23 persen secara tahunan (year-on-year).
Adapun subsektor yang memperoleh pembiayaan infrastruktur Bank Mandiri antara lain kelistrikan Rp 36,8 triliun, transportasi Rp 39,3 triliun, Migas dan energi terbarukan Rp 24,1 triliun, konstruksi Rp 18,3 triliun serta telekomunikasi Rp 17,5 triliun.