Jakarta - Harga premium batal naik, ekonom Instute For Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut inkonsistensi kebijakan energi yang dilakukan pemerintah menciptakan sentimen negatif kepada pasar.
Baca juga: BBM Premium Naik Jadi Rp 7 Ribu per Liter, Pengamat: Masih Wajar
"Selain di pasar keuangan, juga investor yang ingin masuk ke sektor minyak dan gas jadi hold dulu. Memasuki tahun politik resiko kebijakan makin besar," ujar Bhima kepada Tempo, Rabu, 10 Oktober 2018.
Berdasarkan prediksi Bhima, kebijakan tidak konsisten pemerintah itu bakal membuat Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke level 5.800, setelah ditutup pada level 5.820,668 pada Rabu sore.
Sementara, para investor asing kemungkinan akan memasang posisi jual dan posisi tahan. Sementara calon investor yang asalnya berniat masuk ke Indonesia diperkirakan akan pindah ke pasar lain. "Ini dalam seminggu net sales asing nya sudah keluar 4,2 triliun dari pasar saham," kata dia.
Pemerintah memutuskan menunda kenaikan harga BBM Premium yang sebelumnya direncanakan Rp 7.000 per liter mulai hari ini, Rabu, 10 Oktober 2018. Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan Pertamina belum siap menaikkan Premium lantaran pada hari ini telah mengumumkan kenaikan harga untuk Pertamax series dan Pertadex series.
"Pertamina mengatakan belum siap naikkan dua kali BBM," kata Fajar. Selain itu, kenaikan harga BBM Premium, kata dia, biasanya dirapatkan terlebih dahulu dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, sesuai dengan peraturan yang ada.
Pada mulanya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM Premium menjadi Rp 7000 per liter mulai hari ini, Rabu, 10 Oktober 2018. Kenaikan harga ini, kata Jonan, akan berlaku di wilayah Jawa, Madura dan Bali.
"Pemerintah mempertimbangkan Premium mulai hari ini jam 18.00 WIB, paling cepat, tergantung dari persiapan Pertamina mensosialisasikan sebanyak 2500 SPBU yang menjual Premium naik sekitar 7 persen," kata Jonan saat mengelar konferensi pers di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Rabu.
Jonan mengatakan untuk kenaikan Premium di Jawa, Madura dan Bali naik dari Rp 6.550 per liter menjadi Rp 7.000 per liter. Sedangkan, kenaikan di luar Jawa, Madura dan Bali naik menjadi Rp 6.900 per liter dari sebelumnya, Rp 6.450 per liter.
Jonan menuturkan premium naik berkaitan dengan harga minyak mentah dunia yang juga ikut naik sejak awal tahun lalu. Menurut mantan Menteri Perhubungan tersebut, harga minyak mentah jenis Brent telah naik sebanyak 30 persen sedangkan kenaikan ICP telah naik sebanyak 25 persen.
DIAS PRASONGKO