TEMPO.CO, NUSA DUA - Bank Dunia akan merilis kebijakan Indeks Kapital Manusia (Human Capital Index) hari ini dalam rangkaian pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional - Bank Dunia (International Monetery Fund - World Bank) di Nusa Dua, Bali. Indeks ini merupakan hasil penelitian Bank Dunia bahwa tingkat kesehatan dan pembelajaran di tingkat anak-anak, akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan manusia dan negara secara keseluruhan pada beberapa tahun mendatang.
Baca: Begini Kemewahan Kendaraan di Pertemuan IMF - World Bank
Indeks Kapital Manusia menunjukkan bahwa 56 persen anak-anak yang lahir hari ini di seluruh dunia akan kehilangan lebih dari setengah potensi pendapatan seumur hidup mereka, "Karena pemerintah tidak segera melakukan investasi yang efektif dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan daya tahan terhadap dunia kerja di masa depan," seperti dikutip dari rilis Bank Dunia, Rabu 10 Oktober 2018.
Adapun modal manusia yang dimaksud Bank Dunia di antaranya adalah pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan. Faktor tersebut menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan program pengentasan kemiskinan yang menjadi sorotan di banyak negara pada abad ini, terutama di Asia Timur. "Bagi orang miskin, modal manusia sering menjadi satu-satunya yang mereka miliki," kata Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim.
Menurut Jim, sumber daya manusia menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi inklusif, namun nyatanya investasi kesehatan dan pendidikan belum banyak mendapat perhatian sehingga terjadi batasan antara upaya untuk meningkatkan hasil di bidang kesehatan, pendidikan, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi. "Saya harap itu mendorong negara-negara segera mengambil tindakan dan berinvestasi lebih pada warganya," kata Jim. Sebab, lanjut Jim, upaya tersebut merupakan modal untuk bersaing di masa depan.
Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia sangat mendukung upaya Bank Dunia menciptakan indikator pengukuran baru. Indonesia akan menjadi salah satu pengadopsi pertama Indeks Kapital Manusia dari 27 negara. "Kami menyediakan data kepada mereka, silakan disurvei langsung," kata Suahasil saat ditemui di kantornya, Jakarta, 3 Oktober 2018.
Indeks pengukuran sumber daya manusia memang terus mengalami perubahan. Sekitar tahun 1970, kualitas manusia diukur dari kemampuan fisiknya maka terbitlah Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup). "Saat itu kalau bicara produktivitas, diukur dari seberapa lama dia mencangkul," kata Suahasil. Kemudian, terbitlah Indeks Pembangunan Manusia yang telah dipakai lebih dari 20 tahun.
Anggota Tim Pelaksana Harian Pertemuan IMF-WB, Rionald Silaban mengatakan Grup Bank Dunia akan melakukan diskusi lebih lanjut mengenai metodologi dan penilaian Indeks Kapital Manusia sebagai indikator baru. Beberapa hal yang diukur dalam bidang kesehatan adalah tingkat stunting atau kekurangan gizi pada anak. "Berapapun hasil penilaian keluar, kami akan pakai itu sebagai referensi untuk reformasi ke depan. Sambil menunjukkan apa yang sudah kami lakukan," kata Rio pada kesempatan yang sama.