TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Rini Soemarno mengatakan pemerintah bakal mengkonversi rifenery (kilang) minyak bumi menjadi kilang green energi atau biodiesel 100 persen (B100). Menurut Rini, ia berencana untuk mengkonversi dua kilang yag ada di dua wilayah yakni Plaju, Palembang dan Dumai, Riau.
Baca: Mobil Toyota Siap dan Aman Menggunakan Biodiesel B20, Asal..
"Dua tempat ini yang akan kami konversi dari bahan baku minyak bumi menjadi minyak kelapa sawit karena ada yang telah dibangun sejak tahun 1930an," kata Rini saat mengelar konferensi pers mengenai Infrastructure Investment Forum - salah satu Pertemuan IMF-World Bank - di Conrad Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa, 9 Oktober 2018.
Rini mengatakan rencana ini terinspirasi oleh perusahaan ENI S.p.A dari Itali yang juga melakukan hal yang sama. Yakni melakukan koversi atas kilang minyak bumi tua yang dimiliki menjadi kilang untuk green energi. Ia menceritakan kilang yang dikonversi tersebut merupakan kilang tua yang dibangun pada 1935.
Rini melanjutkan ENI kemudian mengkonversi kilang minyak bumi tersebut pada 2012 menjadi kilang untuk B100 atau biodiesel. Kemudian pada 2015 perusahaan itu telah memproduksi B100 dari bahan mentah yang dibeli dari perusahaan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
Rini menjelaskan setelah melihat hal ini, kini dirinya bekerja untuk melakukan hal serupa dengan memperbaiki kilang supaya lebih modern. Salah satunya dengan bekerja sama mengelar studi mengenai kelayakan kilang tersebut dengan ENI.
"Dengan adanya konversi ini diharapkan bisa menurunkan kebutuhan akan impor solar," kata dia.
Adapun merujuk data milik PT Pertamina (Persero), kilang Plaju memiliki kapasitas minyak sebesar 133.700 barel per hari (bpd), sedangkan Dumai memiliki kapasitas 170.000 bpd. Selain itu, upaya Rini tersebut sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengerjakan proyek penyerapan minyak kelapa sawit untuk mengurangi impor yang terus bertambah dari komoditas minyak dan gas yakni, solar.
Sejak bulan September 2018, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan kebijakan penggunaan wajib bahan bakar B20 atau bahan bakar solar dicampur minyak sawit sebanyak 20 persen. Rencananya, bahan bakar biodiesel B20 bakal digunakan untuk semua mesin diesel di dalam negeri seperti lokomotif kereta api dan alat berat.