TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan tren lonjakan harga minyak dunia secara langsung berdampak pada nilai impor bahan bakar minyak (BBM). “Bebannya semakin tinggi,” ujarnya, kepada Tempo, Senin 8 Oktober 2018.
Baca: Gempa Palu, Pertamina Lakukan Operasi Pasar Elpiji di 12 Titik
Di tengah desakan sejumlah pihak untuk menaikkan harga BBM, pemerintah mencoba untuk mengkajinya terlebih dahulu. “Kami lihat dulu efek dari impementasi B20, kami terus pantau data yang ada secara kontinyu,” katanya. Dia memprediksi dampak dari implementasi bahan bakar campuran biodiesel B20 akan mulai terlihat pada akhir bulan ini.
Selanjutnya, terkait dengan hubungan defisit neraca transaksi berjalan (CAD), Suahasil tak menampik jika lonjakan komoditas impor, termasuk migas cukup memberikan tekanan. “Terakhir angkanya 3 persen dari PDB, itu memang kita rasakan tekanannya, dan kita berusaha untuk menurunkan ini,” ucapnya.
Adapun upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengurangi atau mengendalikan tingkat impor, sebaliknya upaya ekspor harus ditingkatkan.
“Biasanya kalau rupiah melemah ekspor itu harusnya dapat momentum yang baik karena dia bisa lebih kompetitif,” ujarnya. Namun, menurut dia upaya mendorong ekspor itu membutuhkan waktu yang tak sebentar agar dapat terasa efektif. “Semua opsi kebijakan coba kita gabungkan, mengurangi impor dan mendorong ekspor sambil kita pantau terus hingga akhir tahun maupun tahun depan.”
Simak berita tentang BBM hanya di Tempo.co