TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pertemuan tahunan IMF - World Bank di Bali sama sekali tidak bertujuan untuk meminta tambahan utang luar negeri. Pertemuan tersebut adalah ajang bagi negara-negara peserta mendiskusikan situasi perekonomian dunia saat ini.
Baca: 3 Rangkaian Acara Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018
"Untuk meminta tambahan utang tidak perlu jadi tuan rumah," kata dia dalam akun Twitter @ChatibBasri, Ahad, 7 Oktober 2018. Contohnya pada tahun ini, kata Chatib, Argentina bisa meminta utang ke IMF karena tengah dilanda krisis, tanpa harus jadi tuan rumah pertemuan tahunan tersebut.
Kedatangan IMF ke Indonesia sebelumnya menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah masyarakat. Kekhawatiran ini berkaitan dengan pengalaman Indonesia yang harus berutang sebanyak US$ 9,1 miliar kepada IMF saat diterpa krisis moneter 1997-1998. Baru delapan tahun setelah itu, pada 2006, utang bisa dilunasi di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Utang dalam bentuk pinjaman memang telah lunas, tapi Indonesia masih harus mengeluarkan dana US$ 2,8 miliar kepada IMF. Dana ini bukan pinjaman, akan tetapi iuran wajib sebagai anggota IMF. "Itu memang konsekuensi jika ingin bergabung dengan IMF. Semua negara juga seperti itu," ujar juru bicara Bank Indonesia saat itu, Peter Jacobs, Selasa, 28 April 2015.
Baca Juga:
Di sisi lain, pertemuan ini bisa dimanfaatkan bagi Indonesia untuk menyampaikan gagasan yang ingin disampaikan. Sebagai contoh, pada 2013 ketika mata uang beberapa negara termasuk rupiah melemah akibat rencana Bank Sentral Amerika, The Fed mengakhiri kebijakan ekspansi moneternya. Chatib mengatakan saat itu Indonesia menyampaikan masukannya ke The Fed.
Bersama Gubernur Rajan dari India. kata Chatib, saat itu mereka meminta Ben Bernanke, Gubernur Bank The Fed untuk melakukan komunikasi dan mempertimbangkan dampak kebijakannya pada negara ekonomi berkembang. "IMF mendukung kita," ujar Chatib.
Baca: Chatib Basri: Pemerintah SBY Ajukan Jadi Tuan Rumah Pertemuan IMF
Justru menurut Chatib, Indonesia harus memanfaatkan posisi tuan rumah acara IMF - World Bank ini untuk memasukkan agendanya. Dengan demikian, Indonesia bisa berperan di level global demi kepentingan Indonesia. "Seperti juga ketika menjadi tuan rumah APEC 2013, apalagi Indonesia anggota G-20," tuturnya.
ROBBY IRFANI