TEMPO.CO, Palu - Antrean masyarakat untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Kota Palu sudah kembali normal pasca gempa Palu, Sulawesi Tengah.
Baca juga: 4 Alasan Beli Bensin Pakai Jeriken Dilarang Pasca Gempa Palu
Berdasarkan pantauan di SPBU Jalan I Gusti Ngurah Rai Palu Barat, Ahad, 7 Oktober 2018, antrean kendaraan roda dua maupun empat hanya sebatas lima sampai tujuh kendaraan.
Pertamina mengerahkan petugas SPBU dari Pertamina MOR VII untuk menjadi operator sementara guna menggantikan karyawan setempat yang menjadi korban gempa. Para relawan operator tersebut mengenakan kaos berwarna putih bertuliskan Pertamina Peduli Palu.
"Ini sudah normal lah antrean, kalau kemarin sampai berkilo meter. Sejak tiga hari lalu mulai terurai," kata relawan operator, Zulfirman. SPBU tersebut tetap dijaga personel TNI-Polri untuk keamanan.
Selain itu, beberapa SPBU di pusat Kota Palu seperti di Jalan Kartini dan Jalan Profesor Mohammad Yamin juga tampak antrean yang tidak panjang. Antrean tampak mulai terurai sejak dua hari lalu seiring Pertamina terus menambah pasokan BBM dari berbagai daerah.
Pascabencana gempa yang berpusat di Palu dan Donggala pada 28 September lalu, masyarakat terpaksa mengambil BBM sendiri, bahkan dari tangki yang dipendam di dalam tanah. Namun, Sejak 3 Oktober, SPBU mulai beroperasi secara terbatas dengan pengawalan dari TNI-Polri. Masyarakat dilayani dan diperbolehkan membeli dengan jeriken.
Antrean jeriken untuk membeli BBM mengular sangat panjang dan berhari-hari diletakkan di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar. Namun hingga kini antrean kembali normal seiring berbagai aktivitas ekonomi mulai berjalan lagi pasca gempa Palu.
ANTARA