3. Gubernur The Federal Reserve/Bank Sentral Amerika Serikat Jarome Hayden Powell
Dipilih oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Powell menjabat Gubernur The Federal sejak Februari 2018. Ia menduduki jabatan tersebut menggantikan Janet Yellen. Sebelum menjadi Gubernur The Fed, Powell telah lebih dulu menjadi salah satu anggota Dewan Gubernur The Federal sejak 2012.
Jerome Powell. REUTERS/Joshua Roberts
Di bawah kepemimpinan Powell, The Federal mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter seiring dengan berkurangnya inflasi dan juga berkurangnya jumlah pengangguran. Di bawah kepemimpinan pria lulusan Universitas Gorgetown di bidang hukum ini, beberapa ekonom dunia dan juga Indonesia memperkirakan The Federal bakal menaikan suku bunga sebanyak empat kali sepanjang tahun.
Tercatat, hingga September 2018 Bank Sentral Amerika Serikat telah menaikan suku bunga sebanyak tiga kali. Adapun kenaikan suku bunga dipacu masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke level 2-2,5 persen.
Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat kini terus menjadi perhatian dunia karena bisa mendorong aliran modal keluar dari negara-negara berkembang. Sehingga mempengaruhi nilai tukar mata uang masing-masing negara di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan perang dagang.
4. Gubernur Bank Sentral Uni Eropa atau European Central Bank Mario Draghi
Mario Draghi menduduki jabatan sebagai Gubernur Bank Sentral Uni Eropa sejak 1 November 2011. Sebelum bekerja untuk European Central Bank, Draghi diketahui pernah berkarir sebagai Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk Italia, menjadi Direktur Jenderal di Kementerian Keuangan Italia dan menjadi Gubernur Bank Sentral Italia dari 2005 hingga 2011.
Pada 2015, Draghi dinobatkan menjadi salah satu pemimpin dunia terbaik versi Majalah Fortune. Majalah ini menempatkan Draghi pada urutan ke dua setelah CEO Apple, Tim Cook dan juga di atas Presiden China, Xi Jinping.
Di bawah kepemimpinan Draghi, European Central Bank tercatat telah beberapa kali menyuntikkan dana segar ke sejumlah bank-bank di kawasan Eropa. Bantuan kredit tersebut diberikan untuk mengatasi krisis utang pemerintah negara anggota seperti yang terjadi di Yunani.
Saat ini, European Central bank masih menetapkan kebijakan suku bunga acuan rendah di level -0,4 persen guna mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa. Namun, beberapa ekonomi dunia memperkirakan, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memperketat kebijakan ekonominya seiring pemulihan ekonomi di Eropa.