TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia akan terus melakukan formulasi kebijakan untuk merespons dinamika ekonomi global.
Baca juga: Terus Melemah Kurs Rupiah Jisdor 15.182 per Dolar AS
"Kita juga terus melakukan formulasi kebijakan, apakah dalam bentuk insentif maupun dari sisi kemampuan meningkatkan ekspor kita karena itu penting sekali," kata dia di Kementerian Keuangan, Jumat, 5 Oktober 2015.
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, kurs rupiah hari ini, Jumat, 5 Oktober 2018, berada di level Rp 15.182 per dolar Amerika Serikat. Angka tersebut 49 poin lebih rendah ketimbang Kamis, 4 Oktober 2018 yang berada di Rp 15.133 per dolar AS.
Menurut Sri Mulyani, dengan kondisi ekonomi AS yang kuat, Indonesia memiliki kesempatan untuk ekspor. "Inilah saya harapkan dunia usaha bisa merespons dan kita akan mendukung sepenuhnya daya kompetisi kita," tutur dia.
Sri Mulyani mengatakan semua aspek dalam perekonomian Indonesia dapat menyerap dan mengelola dinamika yang terjadi baik dari sisi nilai tukar, capital flow, dan masing-masing neraca di lembaga keuangan. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus menjaga fleksibilitas dan terus memperbaiki formula kebijakan.
"Karena memang kalau kondisi global terus bergerak, maka kita harus juga merespons dan bahkan memperkuat perekonomian kita," tuturnya.
Namun, ia mengatakan ada beberapa konsekuensi dari setiap kebijakan yang harus diwaspadai. Pertama yaitu meyakinkan sektor perbankan kita dalam kondisi baik.
"Juga dari sisi non performing loannya, dari sisi likuiditasnya dilihat dari sektor-sektor ekonomi lainnya apakah mereka terekspos terlalu banyak apakah dari sisi utangnya, kita juga akan lihat itu semua dalam konteks stabilitas sektor keuangan," kata Sri Mulyani.