TEMPO.CO, Jakarta - Frekuensi pergerakan pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar akan ditambah menjadi 35 pergerakan per jam dari 28 pergerakan per jam saat Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF - World Bank) 2018 di Bali.
Baca juga: Tak Mungkin Ditunda, Persiapan IMF - World Bank Hampir Rampung
"Kesiapan kita beberapa hari ini menyusun slot, parkir pesawat dan penggunaan landasan pacu. Tadinya maksimal 28-29 kali per jam, ke depan ditambah enam pesawat per jam atau 35 pergerakan per jam," kata Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto usai diskusi Keselamatan Penerbangan Nasional di Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.
Novie mengusulkan penambahan kapasitas landasan pacu itu akan dibuat jangka panjang.
"Ini akan kita bahas bersama, kalau memungkinkan akan dipermanenkan. Lima pesawat sangat signifikan terhadap kapasitas bandara. Kurang lebih ada 2.000 orang per jam kalau menggunakan Boeing 777," ujarnya.
Dia menjelaskan, Airnav juga telah menyiapkan upaya kontingensi apabila terjadi bencana, seperti letusan Gunung Agung, yaitu dengan menyiapkan moda laut serta darat.
Selain itu, Airnav akan berkoordinasi dengan bandara-bandara terdekat. "Solusinya kapal dan transportasi darat untuk evakuasi peserta IMF, juga berkoordinasi bandara-bandara sekitar Bali, Lombok, Banyuwangi, Balikpapan," katanya.
Dari situ, lanjut dia, akan dihubungkan dengan penerbangan luar negeri. "Kita harus punya rencana kontingensi, apapun yang terjadi," katanya.
Sidang Tahunan IMF - World Bank dilaksanakan pada 8 hingga 14 Oktober 2018 dengan mempertemukan pemerintah dari 189 negara dan pihak nonpemerintah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan persiapan sidang tersebut sudah 98 persen.
ANTARA