TEMPO.CO, Jakarta - PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life optimistis bisa menekan kerugian di bawah Rp 30 miliar pada tahun ini. Angka tersebut lebih rendah ketimbang tingkat kerugian sepanjang 2017 sebesar Rp 37,56 miliar.
Baca: Ratusan ATM Masih Mati Akibat Gempa Palu, BRI dan BCA Lakukan Ini
Nominal kerugian tahun lalu meningkat 55,5 persen dibandingkan pada 2016 yang mencapai sebesar Rp 24,16 miliar. “Hal tersebut biasa terjadi di perusahaan asuransi, terlebih kami ini masih baru. Untuk tahun ini kami berharap ada kenaikan pendapatan sebesar 30 persen,” ujar Presiden Direktur BCA Life, Rio Winardi, Rabu, 3 Oktober 2018.
Rio menuturkan pada tahun-tahun awal, perusahaan asuransi yang dibentuk pada 2014 ini masih fokus terhadap pengembangan. Sehingga, kerugian masih dianggap masih dalam batas wajar. Pasalnya, kata dia, karena belum ada perusahaan asuransi yang sudah untung di awal berdirinya.
Selama pengembangan dilakukan sementara selama beberapa tahun terakhir belum positif, kata Rio, maka kerugian masih mungkin terjadi. “Namun, apabila sudah positif maka keuntungannya akan bertubi-tubi dan berkelanjutan. Kami yakin mulai 2020 sudah mulai profit,” ujar Rio.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, pendapatan BCA Life di 2017 mencapai Rp 445,56 miliar atau tumbuh 54 persen dibanding 2016 yang sebesar Rp 289,44 miliar. Di samping itu, jumlah beban juga meningkat 54,4 persen dari sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 326,58 miliar menjadi Rp 504,37 miliar di tahun 2017.
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo menuturkan industri asuransi masih akan terus bergejolak. Apalagi tren kenaikan asuransi ini dinilai belum konsisten. Misalnya saja pada 2016 ada kerugian asuransi jiwa Rp3,54 triliun.
Baca: Tak Hanya Bank Mandiri, BCA Jadi Korban Pembobolan SNP Finance
Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding terbalik dibandingkan laba Rp10,23 triliun pada akhir 2015. Pada 2017 industri ini kembali mendapatkan laba Rp 14,76 triliun. “Nampaknya tren laba tidak konsisten. Saya kira tahun ini akan rugi lagi karena ekonomi masih lesu apalagi imbal hasil investasi di bursa saham juga rendah,” kata Irfan.
Simak berita menarik lainnya terkait BCA hanya di Tempo.co.