TEMPO.CO, Jakarta - Putra mantan Presiden B.J. Habibie, Ilham Habibie, bersama konsorsium yang terdiri atas keluarga Arifin Panigoro, Lyxn Asia, dan SGG Capital bakal menjadi investor baru PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Dia memastikan kekuatan komitmen semua anggota konsorsium dalam proses restrukturisasi dan penyehatan permodalan bank syariah pertama di Indonesia tersebut.
Baca: Bos Mayapada Siapkan Rp 5 T untuk Bank Muamalat
Baca: Putra mantan Presiden B.J. Habibie, Ilham Habibie, bersama konsorsium yang terdiri atas keluarga Arifin Panigoro, Lyxn Asia, dan SGG Capital bakal menjadi investor baru PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI).
“Pola skema investasi ada beberapa langkah, ada asset swap (tukar guling aset), setelah itu melalui rights issue kami akan menyuntikkan dana, masuk ke tier 1 atau ekuitas perusahaan, kedua hal itu tidak bisa berdiri sendiri,” kata Ilham, Rabu, 3 Oktober 2018. Adapun kesepakatan tentang investor baru ini akan disampaikan secara formal dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Muamalat pada 11 Oktober.
Ilham memastikan pendiri Grup Mayapada, Dato Sri Tahir (Ang Tjoen Ming), tidak ikut dalam konsorsium. Sebelumnya, Ilham mengatakan bulan lalu sempat bertemu dengan Tahir dan menyatakan keinginannya bergabung ke dalam konsorsium.
“Berkali-kali bertemu, jawaban akhirnya boleh iya dan boleh tidak. Tapi kami ambil kesimpulan, jika ingin masuk, perlu ada komunikasi dengan pemegang saham,” tutur Ilham. “Tapi ini kan belum terjadi, padahal pekan depan sudah RUPS, jadi untuk saat ini tidak masuk.”
Konsorsium itu nantinya akan masuk sebagai satu entitas besar melalui mekanisme hak memesan efek lebih dulu (rights issue) dengan total komitmen dana sebesar Rp 2 triliun. “Sehingga konsorsium akan menjadi pemegang saham pengendali,” ujar Ilham.
Namun Ilham belum dapat memastikan seberapa besar perubahan dalam komposisi pemegang saham Muamalat ke depan. “Persisnya nanti akan kami lihat setelah rights issue, yang jelas kepemilikan konsorsium di atas 51 persen, bahkan lebih 60 persen.”
Ilham menjamin para pemegang saham saat ini atau existing tak akan kehilangan kepemilikannya sama sekali. “Memang terdelusi jadi sekitar 30 persen, tapi tidak akan menjadi nol, akan tetap ada porsi untuk Islamic Development Bank (IDB) hingga ratusan ribu pemegang saham lokal lainnya, kami ingin menghargai jasa yang luar biasa,” ucapnya.
Pelaksana tugas (Plt) Komisaris Utama Bank Muamalat, Iggi H. Achsien, mengatakan konsorsium pun memastikan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan permodalan perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebelumnya, total nilai modal yang dibutuhkan Muamalat untuk berekspansi mengembangkan bisnisnya disebut mencapai Rp 8 triliun.
“Saat dibutuhkan penguatan, bisa dilakukan transaksi-transaksi untuk menunjang hal tersebut, jadi dilakukan secara bertahap,” kata Achsien.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengaku lega dengan adanya kepastian tentang investor baru yang siaga menyuntikkan dana ke perseroan. “Adanya kepastian konsorsium ini bisa menjawab kebutuhan Muamalat ke depan. Direksi bisa melangkah lebih pasti,” katanya.
Baca: OJK Sebut Investor Bank Muamalat Harus Penuhi Tiga Kriteria
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, konsorsium Bank Muamalat bakal memperbaiki skema asset swap dari sebelumnya. Salah satu yang menjadi pertanyaan OJK adalah dalam transaksi repurchase agreement, investor menawarkan surat utang dengan tenor 20 tahun dan tanpa bunga. “Karena otoritas menyatakan tidak menginginkan skema yang ditawarkan investor,” ujar sumber tersebut.