TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan beberapa tindakan untuk mengembalikan kegiatan ekonomi pasca gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Kurs Rupiah Tembus 15.000, Sri Mulyani: Pemerintah Terus Memantau
Salah satu tindakannya adalah menghapus semua kredit terhadap perbankan. "Untuk mengembalikan kegiatan ekonomi, semua kredit-kredit terhadap perbankan itu bisa dihapuskan sehingga itu tidak menimbulkan beban," ujar Sri Mulyani di kantornya, Rabu, 3 Oktober 2018.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah hingga Selasa pukul 13.00 WIB mencapai 1.234 orang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan angka tersebut kemungkinan terus bertambah karena tim Basarnas masih melakukan pencarian para korban.
Selain menghapus semua kredit perbankan, pemulihan kegiatan ekonomi di lokasi terkena dampak bencana itu bisa didorong dengan instrumen-instrumen layanan keuangan seperti kredit ultra mikro atau kredit usaha rakyat yang langsung disalurkan ke sana.
"Kalau kita rekonstruksi juga akan lihat siapa kontraktornya sehingga dia juga bisa menimbulkan kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Pemulihan aktivitas perekonomian menjadi salah satu fokus pemerintah di samping berkonsentrasi untuk kondisi darurat pasca bencana. Diperkirakan butuh waktu sekitar 3 bulan bagi semua pihak untuk menyelamatkan para korban, menyiapkan tempat tinggal sementara, pembersihan lokasi hingga memasok air, bahan bakar dn kebutuhan pokok lainnya.
Intinya, Sri Mulyani mengatakan langkah yang utama dilakukan sebelum memulihkan kegiatan ekonomi adalah membuat masyarakat merasa tenang dan aman terlebih dahulu.
"Dengan kegiatan yang lebih membuat mereka merasa aman, maka kemudian kita akan secara bertahap melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonominya," kata Sri Mulyani.