TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman memperkirakan pemulihan aliran listrik di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bakal membutuhkan waktu cukup lama. Sebab, seluruh gardu induk milik PLN mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 7,4 skala richter yang menerjang Sabtu, 29 September 2018.
Baca: Gempa Donggala, PLN Turunkan Ratusan Personal Gabungan
"Baru dua yang dibenahi, sisa lima lagi," ujar Syofvi usai melakukan rapat di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Oktober 2018. "Dibandingkan dengan kasus Aceh, ini yang paling fatal, kalau di Lombok bisa cepat karena gardu induk aman."
Saat ini, tim dari PLN tengah terjun ke lokasi bencana untuk mengecek kondisi dari Trafo IBT (Interbus Transformer) yang ada di lima gardu induk bermasalah. Jika ternyata Trafo IBT bisa beroperasi, maka proses recovery bisa berlangsung cepat. Namun jika tidak, PLN harus mendatangkan Trafo IBT baru dari Jakarta. Untuk itu, lama proses perbaikan gardu akan tergantung dari hasil pengecekan Trafo IBT yang dilakukan tim PLN hari ini.
Dalam tragedi gempa ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setidaknya berhasil mengidentifikasi sebanyak 1.234 korban jiwa. Sementara akiba banyaknya rumah yang luluh lantak dan gardu yang rusak, PLN menyebut baru seperlima dari rumah penduduk yang berhasil dialiri kembali oleh listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan listrik bisa kembali normal di Palu dan Donggala dalam tiga hari ke depan, hingga Kamis, 4 Oktober 2018. Untuk saat ini pembenahan terhadap gardu induk yang rusak menjadi prioritas utama pemerintah. Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng mengatakan dua gardu yang masih beroperasi ada di PLTF Silae dan PLTA Poso, masing-masing sebesar 95 Mega Watt dan 3,9 Mega Watt.
Syofvi mengatakan, untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik dari garud induk, PLN telah mengirim hampir 70 genset hingga hari ini. Sisa 20 genset akan dikirim segera hingga Kamis depan. Keseluruhan genset ini akan diprioritaskan untuk mengaliri listrik di objek-objek vital seperti rumah sakit, instalasi air, hingga SPBU. "Itu dari genset yang sudah kami punya, ready stock," tuturnya.