TEMPO.CO, Jakarta - VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan dari 17 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), baru 5 bisa beroperasi di Palu, Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami yang menimpa wilayah itu.
Adiatma mengatakan 5 SPBU yang bisa beroperasi, yaitu SPBU di Jalan Maluku, Jalan RE Martadinata, Jl. Soekarno Hatta, Jalan Tawaeli dan SPBU Sidondo. Dua diantaranya yakni SPBU di Jalan Maluku dan RE Martadinata melayani hingga malam hari.
“Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendistribusikan BBM di Palu dan Donggala, dan berharap agar masyarakat tidak panik, tetap tentang, membeli BBM secukupnya karena BBM ini adalah bahan yang mudah terbakar dan berbahaya apabila ditimbun atau disimpan tanpa sarana yang sesuai standar keselamatan,” kata Adiatma dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Oktober 2018.
Adiatma mengatakan bencana gempa dan tsunami sempat berdampak pada operasional Terminal BBM Donggala, yang selama ini mensuplai BBM ke 6 Kabupaten, yakni Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi, Kab. Parigi Moutong, Kab. Mamuju Utara dan Mamuju Tengah. Menurut Adiatma rata–rata harian normal konsumsi BBM sekitar 500 ribu liter untuk jenis Gasoline, dan 180 ribu liter Gasoil.
Saat ini, kata Adiatma penyaluran BBM sudah bisa dilakukan dari Terminal BBM Donggala, Sulawesi Tengah yang mulai melakukan operasi sementara sejak Minggu, dan telah menyalurkan BBM ke SPBU di Kota Palu. Adiatma mengatakan sebelumnya penyaluran dilakukan dengan skenario alih suplai dari Terminal BBM terdekat atau penyangga seperti dari Parepare, Poso, Tolitoli dan Moutong.
“Pemulihan distribusi BBM dengan alih suplai dan pengerahan pesawat Air Tractor sudah hampir memenuhi kebutuhan harian Gasoil, dan sekitar 40 persen dari kebutuhan harian Gasoline,” kata Adiatma.
Menurut Adiatma Kendala dalam pemerataan pendistribusian karena tidak semua SPBU yang ada di Palu layak operasi paska terjadinya gempa dan tsunami. Selain tidak layak, SPBU tersebut tidak didukung operator, karena sebagian besar dari mereka merupakan korban, sehingga fokus dalam penanganan keluarga.
"Untuk itu Pertamina telah mengerahkan bantuan operator, Awak Mobil Tangki serta Mobil Tangki Bantuan dari berbagai wilayah operasi penyangga di Sulawesi dan dari Balikpapan," kata Adiatma.
Hingga saat ini, ujar Adiatma sudah lebih dari 50 operator, dan puluhan mobil tangki berikut awak mobil tangki yang siap mendistribusikan BBM ke Palu. Adiatma mengatakan Pertamina juga bersinergi dengan POLRI dan TNI dalam operasional pengiriman BBM, Elpiji, dan bantuan kemanusiaan.
Lebih lanjut Adiatma mengatakan Pertamina memantau dan mengoptimalkan Penyaluran BBM dan LPG ke Palu dan Donggala, Sualwesi Tengah. Menurutnya Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) langsung diaktifkan, dan membentuk tim Satgas Penanggulangan Bencana Palu untuk memantau kondisi lapangan, dan penanganan bencana.