TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan listrik bisa kembali normal di Palu dan Donggala dalam tiga hari ke depan. Untuk saat ini pembenahan terhadap gardu induk yang rusak menjadi prioritas utama pemerintah.
Baca: Gempa Donggala, PLN Turunkan Ratusan Personal Gabungan
"Ada tujuh gardu induk dan hanya dua yang bisa jalan. Sedangkan lima tak bisa jalan," ujar Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng di Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.
Saat ini Andy mengatakan gardu yang masih beroperasi ada di PLTF Silae dan PLTA Poso. PLTA Poso telah mampu menghasilkan listrik sebesar 95 Mega Watt. Sedangkan dari data PLN, tiga PLTD di Silae telah kembali pulih dengan kapasitas total 3,9 Mega Watt.
Andy mengatakan kapasitas total yang disedia dua gardu induk itu masih belum mencukupi neraca daya di Palu dan Donggala. Pada saat sebelum gempa, neraca daya di sana mencapai 155 Mega Watt, dengan beban puncak 138 Mega Watt.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik saat ini, Kementerian ESDM telah mengirimkan genset mobile dan portable sebanyak 200. Andy mengatakan dalam tiga hari ke depan, pembenahan terhadap lima gardu yang rusak akan dilakukan untuk membuat listrik di Palu dan Donggala kembali normal.
"Termasuk juga 47 penyulang yang rusak dan Gardu Distribusi yg berjumlah 2.211 unit," kata Andy.
Saat ini listrik masih diprioritaskan ke beberapa sarana umum yang krusial seperti Rumah Sakit, Pelabuhan, dan Bandara. Andy mengatakan ketiga objek itu telah mendapat pasokan listrik utama.
Sementara itu Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar mengatakan rapat lintas sektor telah dilakukan. Selain memastikan listrik kembali normal, Kementerian juga akan memastikan pasokan BBM dan air bersih juga dapat berjalan. Tak hanya bersama PLN dan Pertamina saja, ESDM juga meminta bantuan dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S).
"Kementerian ESDM membentuk tim lintas sektor, lintas unit, dalam hal ini juga BBM, Pertamina, dan Badan usaha lain," kata Archandra.