TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membenarkan jika korban selamat gempa Palu beramai-ramai mendatangi bandara di Palu untuk mencari pertolongan agar bisa keluar kota. Namun ia meminta pengertian dari para korban lantaran bandara yang belum beroperasi maksimal dan kapasitas penerbangan masih terbatas.
Baca juga: Sri Mulyani: Dana Bantuan Gempa Palu Rp 560 M Cair Hari Ini
Budi menjelaskan telah menugaskan jajarannya yang ada di Palu agar memastikan jangan sampai banyaknya warga mengganggu aktivitas penerbangan
"Maka kami minta: satu, orang-orang yang ke land site itu dibatasi. Kedua, diberikan pengertian. Ketiga, saya minta memang penerbangan-penerbangan komersial sudah jalan," ucapnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.
Menurut Budi, setidaknya sudah ada 12 penerbangan komersil yang berlangsung di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie. Maskapai yang beroperasi di antaranya adalah Lion Air, Sriwijaya, Garuda Indonesia dan Wings Air
Meski penerbangan komersil sudah beroperasi, namun kondisi landasan pacu bandara yang cuma sepanjang 2 ribu meter memaksa hanya pesawat tertentu yang bisa melewatinya.
"Secara teknis mereka yang bisa take-off dan landing itu (pesawat) ATR atau Boeing 737-500," katanya.
Adapun Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Sirait membatah adanya kerusuhan dan blokade masyarakat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah.
Yohanes membenarkan adanya kerumuman massa di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, yang saat ini akan dievakuasi. "Tidak ada blokade untuk menghalangi proses penerbangan," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 1 Oktober 2018.
Sebelumnya, tersebar kabar para korban selamat dari gempa Palu, Sulawesi Tengah, mengepung bandara. Mereka dikabarkan meminta bantuan agar bisa keluar dari Palu.
CHITRA PARAMAESTI