TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan landasan pacu Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie saat ini sudah bisa dipakai meski hanya sepanjang 2 ribu meter pasca gempa Palu. Ia memerintahkan pihak terkait segera menyelesaikannya dalam waktu satu pekan.
Baca juga: Kemenhub: Landasan Bandara Palu Rusak Tapi
"Saya kira problem-problem itu yang secepatnya kami tangani sebelum masuk ke tahapan kedua," ujar Jokowi seusai memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2018 di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin, 1 Oktober 2018.
Gempa magnitudo 7,4 menggoyang Donggala, di Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018 sekitar pukul 17.02 WIB. Gempa ini kemudian disusul tsunami di Kota Palu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan jumlah korban meninggal dunia pada Minggu di Palu dan Donggala mencapai 832 jiwa.
Jokowi telah tiba di Jakarta setelah menengok lokasi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Dia menuturkan kondisi di Palu masih darurat. Di sejumlah tempat, evakuasi korban terhambat lantaran alat berat tidak bisa masuk hingga malam tadi.
Ia menggambarkan korban selamat kekurangan makanan. Seluruh toko bahan makanan tutup. Pemerintah, kata dia, hari ini mengirim bantuan makanan untuk korban dengan pesawat hercules dari Jakarta, Balikpapan, dan Makassar.
Selain itu, para korban juga kesulitan mendapat air bersih lantaran listrik mati. Dari tujuh gardu listrik yang ada, hanya dua yang bisa beroperasi.
"Ini yang harus diselesaikan tapi juga tidak bisa dalam waktu singkat. Sehingga kemarin kami perintahkan untuk didatangkan gardu yang mobile sehingga segera itu bisa ditangani, air bisa kembali mudah didapatkan," kata Jokowi.
Masalah lainnya akibat gempa Palu adalah cadangan bahan bakar minyak (BBM) di sana menipis. Pasokan BBM terhambat karena pesawat tangki minyak tidak bisa masuk akibat Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie yang masih rusak.