TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana Ruhban Ruzziatno menuturkan sampai akhir September proyek normalisasi BKT (Banjir Kanal Timur) Semarang mencapai 50 persen. Dia menargetkan proyek ini rampung pada akhir 2018, lebih cepat dari rencana semula yang dijadwalkan selesai akhir 2019.
Ruhban menuturkan, percepatan pembangunan proyek senilai Rp485 miliar ini terus dilakukan. Hal ini sesuai arahan Menteri PUPR mengenai percepatan pembangunan BKT Semarang.
"Pembangunan BKT terus dikebut, diharapkan rampung pada 2018. Sekarang progres sudah 50% proyek pengerukan tanah juga sudah hampir selesai sekitar 90%," kata Ruhban, Minggu 30 September 2018.
Kendati demikian, proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang masih terkendala, masalah relokasi sejumlah rumah dan pedagang kaki lima di area bantaran. Pembangunan awal BKT ini dimulai sejak akhir 2017.
Ruhban mengatakan di sekitaran bantaran BKT masih ada beberapa warga dan pedagang kaki lima (PKL). Tapi, menurut dia, sebagian sudah mulai dipindah. "Sudah, sudah ada kesepakatan. Mereka pindah di Masjid Raya yang (kawasannya) sudah kita ratakan," tambahnya.
Lebih lanjut, Ruhban menerangkan, bahwa saat ini proyek tengah fokus pada pembangunan di titik in-stream atau alur sungai. Revetment alias struktur pelindung sedang dibangun untuk bagian plengsengan sungai.
"Pekerjaan tanah kan sudah 90%, tanah yang dulu diangkut banyak sekali itu. Tinggal revetment-nya ini menghindari nanti kalau hujan turun, pekerjaan harus sudah beres, baru nanti kita bicara parapet," kata dia.
Seperti diketahui, proyek normalisasi sungai BKT Semarang membentang sepanjang 6,7 kilometer dan dikerjakan oleh tiga kontraktor sekaligus. Dimulai dari muara sungai hingga Jembatan Majapahit. Normalisasi BKT ini bertujuan dapat menanggulangi masalah banjir yang saat ini bersifat mendesak.