TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengembangkan kawasan beras premium seluas 200 hektare di Desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan.
Baca: Ancam Spekulan Beras, Budi Waseso: Saya Ini Mantan Kabareskrim
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Sertifikat Organik (LSO) dalam pengembangan kawasan beras premium agar kelompok tani bisa menanam padi secara organik.
"Tahun ini, tanamnya akan dilaksanakan pada awal Oktober dengan luas lahan 200 hektare," kata Tri Hidayatun dikutip dari Antara, Ahad 30 September 2018.
Ia mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan memberikan bantuan berupa benih per hektare 25 kilogram, dan pupuk organik. Harapannya, pemakaian pupuk organik akan memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produksi.
Selain itu, nanti ada perlakuan budi daya organik, mulai dari awal pengolahan tanah hingga panen tetap dikawal oleh LSO.
"Pada 2019 kita kerja dengan LSO, di sisi lain, pada tahun ini kami memberikan bantuan pada alat penjaring air untuk mengurangi bahan-bahan kimia," katanya.
Dia menambahkan selain menggalakkan tanaman beras premium, pihaknya menggalakkan penanaman padi organik.
"Kami juga melakukan modernisasi pertanian untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian," katanya.
Sebagian petani di Jogjakarta telah mengembangkan beras premium. Salah satunya Kelompok petani Ngudi Rejeki Kecamatan Kalibawang telah mengolah lahan seluas 40 hektare padi beras premium sejak 2017. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan lahan luas 40 hektare tersebut mampu menghasilkan 240 ton per tahun.
"Produksi beras premium baru mencukupi permintaan ASN di lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan, serta Bappeda. Jumlah itu pun sangat terbatas dan belum mampu mencukupi permintaan ANS di lingkungan Pemkab Kulon Progo," kata Bambang.
Ia mengatakan ke depan, pihaknya mendorong petani menanam beras premium dan organik untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian. "Luas lahan pertanian di Kulon Progo setiap tahunnya mengalami penyusutan, salah satu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, yakni modernisasi pertanian," katanya.