TEMPO.CO, Bandung -Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro mengatakan, rencana reaktivasi 4 jalur kereta api di Jawa Barat dimulai tahun depan. “Sekarang kita melakukan survei karena jalur-jalur mati ini sudah kita tinggalkan sekian tahun lamanya," kata dia di Bandung, Sabtu, 29 September 2018.
BACA:Ulang Tahun PT KAI, Kementerian BUMN: Ini Era Baru Kereta
Dari survei itu, ia melanjutkan, bisa dihitung kebutuhan biaya dan lama waktu pengerjaannya. "Januari atau awal tahun depan kita sudah mulai untuk melakukan detil disain, DED.”
Edi mengatakan, pemerintah berencana mengaktifkan kembali 4 jalur kereta api yang sdah lama tidak beroperasi di Jawa Barat. Ada empat rencana reaktivasi jalur kereta di Jawa Barat yang disiapkan pemerintah yakni jalur rute Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Rancaekek-Tanjungsari, serta Cibatu-Garut.
“Barangkali ini bisa diharapkan untuk membantu angkutan transportasi yang sekarang dibutuhkan dikemudian hari untuk membuka jalur-jalur yang sekarang padat dengan lalu-lintas bisa kita bantu dengan itu. Kami berterimakasih sekali karena Pak Gubernur Jawa Barat menanggapi ini secara khusus dan positif,” kata Edi.
Edi mengatakan, survei 4 jalur kereta yang akan dihidupkan kembali tersebut salah satunya untuk memetakan warga terdampak karena mayoritas rute lama tersebut sudah dipenuhi permukiman warga. “Salah satu yang harus kita survei untuk tahu berapa masyarakat yang terdampak, dan kita carikan jalan keluar yang paling baik buat kita semuanya,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dari 4 rencana reaktivasi jalur kereta di wilayahnya yang paling duluan dikerjakan untuk rute Cibatu-Garut. “Tahun 2019 dalam perhitungan bisa diresmikan,” kata dia di Bandung, Kamis, 27 September 2018.
Ridwan Kamil mengatakan, sosialisasi rencana reaktivasi jalur tersebut sudah dimulai sejak pekan lalu. Rencana reaktivasi jalur terseut diakuinya akan memaksa warga yang menempati lahan kereta di jalur tersebut akan dipindahkan. “Pasti ada cost sosialnya. Ini yang sedang dicari, cara yang khas sunda. Silih asih silih asuh, ngobro. Insya Allah,” kata dia.
Dia optimistis warga tidak keberatan. “Saya lihat pola pembebasan lahan oleh (proyek) Kereta Cepat Jakarta-Bandung ternyata positif. Semura orang malah senang lahannya diganti karena ini tanahnya legal. Tapi kalau tidak ada legalitasnya ktia harus pikirkan,” kata Ridwan Kamil.