TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petugas AirNav Indonesia Cabang Palu bernama Anthonius Gunawan Agung wafat setelah bertugas usai gempa Donggala dan Palu, Sulawesi Tenggara. Kota itu diguncang gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter pada Jumat Sore, 28 September 2019.
Baca: Usai Gempa Donggala, 5 Gardu Induk PLN Masih Belum Beroperasi
"Telah wafat saat menjalankan tugasnya sebagai personel layanan navigasi penerbangan, Saudara Anthonius Gunawan Agung, Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu pada Sabtu (29/09)," cuit akun resmi AirNav Indonesia, @AirNav_Official, Sabtu, 29 September 2018.
Agung adalah ATC on duty pada Tower ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, pada saat terjadi guncangan gempa tersebut. "Duka yang begitu mendalam kami rasakan, semoga tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa diberikan kepada salah satu keluarga kami dan korban-korban lain akibat gempa di Kabupaten Donggala," cuit akun itu lagi.
Pria kelahiran 21 tahun silam itu dikabarkan lompat dari menara kontrol Bandara Sis Al Jufri setelah memastikan pesawat Batik Air lepas landas dengan selamat dari bandara tersebut. Kala itu, Agung sempat dievakuasi ke rumah sakit, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, hari ini.
Sebelumnya, GM Airnav Indonesia Makassar Novy Pantaryanto mengatakan tower pengawas pesawat di bandara di Palu itu roboh akibat guncangan gempa tersebut. Fasilitas milik Airnav Indonesia itu mengalami kerusakan parah. Kabin Tower lantai empat rubuh sehingga peralatan komunikasi lalulintas pesawat tidak dapat diselamatkan.
Baca: Gempa Donggala, Pertamina Amankan Suplai BBM ke 4 Terminal Ini
Dampak dari gempa Donggala tersebut, arus penerbangan ke Bandara Palu terganggu, sehingga Perum LPPPIA Wilayah Makassar, AirNav Indonesia mengeluarkan Surat NOTAM nomor HO737/18 perihal AD Closed, lokasi Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, ditutup sampai tanggal 29 September pukul 19.20 WIB.