TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII menyiapkan rencana alternatif RAE (Regular, Alternative, dan Emergency) untuk mengamankan pasokan energi ke Palu dan sekitarnya. Hal ini dilakukan menyusul terjadinya gempa Donggala berkekuatan 7,7 SR pada Jumat sore, 28 September 2019 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Baca: Gempa Donggala, Akses Telekomunikasi di Pesisir Sulteng Terputus
“Untuk penyaluran BBM, rencana alternatif suplai akan dilakukan melalui beberapa Terminal BBM yakni TBBM Poso, TBBM Moutong, TBBM Toli-Toli dan TBBM Pare-Pare menyesuaikan kondisi jalur darat yang paling memungkinkan,” kata Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 29 September 2018.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri, Roby mengatakan suplai kepada Perusahaan Listrik negara, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI menjadi prioritas. Alternatif suplai akan diluncurkan melalui Terminal Bahan Bakar Minyak Poso, Moutong, Toli-Toli dan Pare Pare.
Untuk elpiji, alternatif suplai ke Palu rencananya dilakukan melalui Stasiun Pengisian Penyaluran Elpiji Khusus Tri Ariesta dari Gorontalo, juga dari Depot elpiji Makassar dan Terminal elpiji Bosowa. Selain itu, Roby mengatakan perseroan telah menyiagakan SPPBE alternatif yakni PT Mitra Utama, PT Nubuwwa Saltika, PT Pare Elpiji, dan PT Permata Alam Sulawesi serta pengiriman 150 tabung elpiji 50 kilogram dari SPPBE Makassar.
Sedangkan untuk Avtur, rencana dilakukan alih suplai ke Depot Pengisian Pesawat Udara Mutiara melalui TBBM Makassar, TBBM Gorontalo dan TBBM Luwuk. Penyaluran rencananya dilakukan melalui bridger (mobil tangki avtur), dengan memperhatikan kondisi akses jalan.
Selain melakukan upaya alternatif penyaluran energi ke wilayah Sulawesi Tengah, Pertamina juga akan memberangkatkan tim relawan yang membawa bantuan logistik dan medis. "Siang ini kami akan memberangkatkan beberapa tim relawan dari Makassar, Poso dan Gorontalo untuk membantu korban, termasuk pekerja, keluarga dan operasional Pertamina," ujar Roby. "Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membantu penanganan korban dan sarfas pasca gempa."
Gempa bumi yang mengguncang Kota Palu dan Donggala terjadi pada Jumat petang, 28 September 2018. Gempa dirasakan di wilayah Kabupaten Donggala, Kota Palu, dan Parigi Moutong. Secara umum gempa dirasakan berintensitas sedang selama 2-10 detik. Gempa dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.
Gempa Donggala dirasakan sangat keras di Kecamatan Sirenja karena dekat dengan pusat gempa. Beberapa rumah roboh dan rusak akibat gempa. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
Baca: Gempa Donggala, Budi Karya Instruksikan Cek Bandara dan Pelabuhan
BMKG telah memutakhirkan kejadian gempa Donggala yang semula bermagnitudo 5,9 pada skala Richter(SR) menjadi M6 SR dengan pusat gempa dua KM arah Utara Kota Donggala pada kedalaman 10 KM, Jumat, 28 September 2018, pukul 14.00 WIB.