TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dari 4 rencana reaktivasi jalur kereta di wilayahnya, yang akan didahulukan untuk dikerjakan yakni rute Cibatu-Garut. “Tahun 2019 dalam perhitungan bisa diresmikan,” kata dia di Bandung, Kamis, 27 September 2018.
Baca: Dubes Inggris Bertemu Ridwan Kamil, Bahas Kerja Sama Ekonomi
Ada empat rencana reaktivasi jalur kereta di Jawa Barat yang disiapkan pemerintah yakni jalur rute Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Rancaekek-Tanjungsari, serta Cibatu-Garut. “Dari empat jalur itu yang didahulukan yang ke Garut,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, sosialisasi rencana reaktivasi jalur tersebut sudah dimulai sejak pekan lalu. Rencana reaktivasi jalur terseut diakuinya akan memaksa warga yang menempati lahan kereta di jalur tersebut akan dipindahkan. “Pasti ada cost sosialnya. Ini yang sedang dicari, cara yang khas sunda. Silih asih silih asuh, ngobrol. Insya Allah,” kata dia.
Lebih jauh Rdwan Kalim mengaku optimistis warga tidak keberatan. “Saya lihat pola pembebasan lahan oleh (proyek) Kereta Cepat Jakarta-Bandung ternyata positif. Semura orang malah senang lahannya diganti karena ini tanahnya legal. Tapi kalau tidak ada legalitasnya kita harus pikirkan,” ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, rencana reaktivasi yang disiapkan seluruhnya sepanjang 47 kilometer dari Cibatu-Garut-Ciranjang. “Itu biayanya kurang lebih Rp 1,1 triliun,” kata dia di Bandung, Kamis, 27 September 2018.
Dedi mengatakan, yang lebih dulu digarap di rute tersebut untuk jalur Cibat-Garut-Cikajang. “Yang segera itu Fase 1, rute Cibatu-Garut sepanjang 19,5 kilometer,” kata dia.
Menurut Dedi, seluruh lahan di rute tersebut milik PT Kereta Api Indonesia. “Kepemilikan lahannya oleh PT KAI. Sebetulnya tinggal penertiban lahan oleh PT KAI,” kata dia.
Dari studi dan DED rute tersebut, kata Dedi, kemungkinan masih mengikuti jalur lama yang sudah ada. Pemerintah provinsi akan membantu pembebasan lahan jika studi mengharuskan adanya perubahan rute. “Kalau harus dilakukan pembebasan lahan, itu akan dilakukan sharing antara pemerintah pusat, provinsi, dan PT KAI. Tapi kelihatannya dari tubuh jalan yang ada tinggal penertiban saja, karena trasenya sudah memenuhi spesifikasi teknis."
Rencana reaktivasi 4 jalur kereta di Jawa Barat tesebut ditaksir membutuhkan anggaran menembus Rp 7,9 triliun. Pertama, rencana reaktivasi jalur Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer. Direncanakan melewati 6 stasiun yakni Stasiun Bandung, Cikudapateuh, Dayeuh Kolot, Banjaran, Soreang, dan Stasiun Ciwidey. Total anggaran yang dibutuhkan menembus Rp 3,1 triliun dan ditargetkan beroperasi tahun 2022.
Reaktivasi jalur kereta Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer. Rencananya akan melewati 3 stasiun yakni Stasiun Rancaekek, Jatinangor, dan Tanjungsari. Biayanya ditaksir menembus Rp 1,3 triliun. Target penyelesaiannya tahun 2021-2022.
Selanjutnya reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 kilometer. Rencananya akan melewati Stasiun Banjar, Pangandaran, Parigi, dan Cijulang, serta 4 halte yakni Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda. Taksiran biayanya menembus Rp 2,5 triliun. Jalur ini ditargetkan bisa beroperasi tahun 2023.
Baca: Ridwan Kamil Siapkan Rp 50 Miliar untuk Sulap Kalimalang
Terakhir rute Cibatu-Garut-Cikajang dengan panjang keseluruhan 47,5 kilometer. Rencana pengerjaannya dibagi dalam 2 Fase. Yakni Fase 1 Cibatu-Garut sepanjang 19,29 kilometer, serta Fase II Garut-Cikajang sepanjang 28,21 kilometer. Rencananya rute ini akan melewati 3 stasiun yakni Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Taksiran anggaran seluruhnya Rp 1,1 triliun. Ditargetkan rampung seluruhnya tahun 2021-2022.
Simak berita menarik lainnya terkait Ridwan Kamil hanya di Tempo.co.