TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong pelaku industri Amerika Serikat agar melakukan ekspansi dan investasi baru di Indonesia. Selama ini investasi negeri Abang Sam banyak masuk di sektor industri ekstraktif.
Simak: Kemenperin: Revolusi Industri 4.0 Perlu Dua Hal Ini
"Nah, kali ini, kami mendorong di sektor yang siap memasuki era industri 4.0 atau digital economy," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 28 September 2018.
Oleh karena itu, ujar Airlangga, pemerintah sedang fokus menciptakan Indonesia menjadi basis ekosistem digital guna mendukung tumbuhnya investasi di sektor industri 4.0. Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor yang akan menjadi pionir, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika.
Airlangga optimistis, pembentukan ekosistem digital dapat pula menjadi solusi untuk menumbuhkan usaha rintisan alias startup hingga sektor industri kecil dan menengah di dalam negeri. "Kami ingin champion dari AS, seperti Google, Apple, dan perusahaan-perusahaan di Silicon Valley. Ini yang mesti kita tarik minatnya ke Indonesia," kata dia.
Salah satu contoh, ujar Airlangga, Apple telah merealisasikan komitmen investasinya dengan membangun Apple Developer Academy di Tangerang sebagai pusat inovasi di Tanah Air. Mereka juga akan membuka di Surabaya dan Batam, yang rencananya meluluskan 400 orang dalam program satu tahun.
Kini, Kemenperin juga tengah mendorong adanya kerja sama pelaku industri RI-AS di bidang ekonomi berkelanjutan. Ini sebagai bagian langkah strategis menerapkan peta jalan Making Indonesia 4.0. “Sebab satu di antara 10 prioritas nasional pada inisiatif Making Indonesia 4.0, yaitu mengakomodasi standar-standar keberlanjutan," kata Airlangga.
Menurut Airlangga, Indonesia melihat konsep ekonomi keberlanjutan sebagai peluang meningkatkan pertumbuhan dan daya saing sektor manufaktur. Upaya yang dilakukan, misalnya melalui pelestarian lingkungan serta peggunaan teknologi bersih, biokimia, dan energi terbarukan.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan menekankan komitmen AS untuk terus menjalin kerja sama ekonomi dengan Indonesia dan wilayah Indo-Pacific. Kontribusi AS ini diharapkan dapat membawa kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kemitraan dengan sektor swasta.
"Banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai kemitraan, di antaranya dengan perdagangan yang adil dan saling timbal balik, lingkungan investasi yang terbuka, serta perjanjian antar negara yang transparan dan konektivitas lebih baik," kata Donovan.
Tercatat investasi AS ke RI sepanjang tahun 2016 sampai semester I-2018 sebesar USD3,8 miliar dengan sebanyak 1.881 proyek. Capaian AS ini menempati peringkat keenam untuk penanaman modal industri asing di Indonesia.