TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menargetkan inflasi di akhir tahun 2018 bisa lebih rendah dari 3,5 persen. Proyeksi itu berdasarkan data bulan lalu dan dua pekan pertama bulan ini terjadi deflasi.
Baca: Bareskrim Tangkap Pembobol Bank Senilai Rp 14 Triliun
"Intinya tekanan inflasi tetap rendah sehingga akhir tahun ini cenderung di bawah titik tengah sasaran 3.5 persen," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 27 September 2018. Ia tak melihat tak melihat dampak nilai tukar rupiah terhadap rupiah.
Selain itu, Perry berujar permintaan domestik pun tercatat masih di bawah tingkat output potensial kendati meningkat. Sehingga, ia melihat tekanan inflasi dari sisi permintaan juga rendah.
Menurut Perry, ekspektasi inflasi pun masih terjaga rendah, sejalan dengan komitmen BI dalam hal kebijakan moneter maupun koordinasi erat dengan pemerintah. "Pemerintah berkomitmen menjaga inflasi tetap rendah."
Di samping itu, tingkat depresiasi nilai tukar pun kini, menurut Perry, masih terjaga. Sehingga, berdasarkan survei BI kepada para pengusaha, sebagian besar pelaku usaha lebih memilih mengurangi marjin atau meningkatkan efisiensi produksi, ketimbang menaikkan harga.
"Dengan begitu kami yakin inflasi akhir tahun cenderung di bawah titik tengah 3.5 persen," kata Perry.
Sebelumnya, Indeks Harga Konsumen mencatat deflasi 0,05 persen month to month pada Agustus 2018, setelah pada Juli 2018 mencatat inflasi 0,28 persen. Inflasi yang terkendali pada Agustus 2018 terutama bersumber dari deflasi kelompok volatile food dan administered prices, serta ditopang inflasi inti yang melambat. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahunan mencapai 3,20 persen, relatif stabil dibandingkan kondisi pada bulan sebelumnya sebesar 3,18 persen.
Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring koreksi harga beberapa komoditas pangan. Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi terutama karena koreksi tarif angkutan udara. Adapun inflasi inti tetap terkendali sebesar 0,30 persen month to month.
"Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya," ujar Perry.