TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Seusai pertemuan itu, Malik mengatakan investor asal negaranya masih optimistis berinvestasi di Indonesia meski kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. “Perusahaan Inggris masuk ke Indonesia untuk jangka panjang, bukan untuk jangka pendek,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 27 September 2018.
Untuk jangka panjang, kata Malik, investor asal Inggris menilai Indonesia memiliki prospek positif. “Sistem politiknya teratur secara demokrasi, politiknya stabil, dan perekonomian sangat berpotensi, fundamental sangat bagus, angka pembangunan perekonomian juga sangat bagus, inflasi rendah. Saya kira tidak ada kekhawatiran untuk para pengusaha Inggris untuk masa depan Indonesia,” ujarnya.
Sedikitnya ada tiga hal yang dibicarakan Malik bersama Ridwan Kamil. Pertama, soal pengajaran bahasa Inggris. “Minggu depan, kami akan meluncurkan kampanye English for Indonesia. Harapannya melibatkan Jawa Barat dan ada diskusi juga bagaimana cara mendukung usaha pengajaran bahasa Inggris untuk para santri dan ulama,” ucap Malik.
Kedua mengenai penerapan lelang elektronik atau electronic procurement. “Kami ingin membagikan pengalaman Inggris dalam procurement secara online, secara digital, untuk mengendalikan risiko-risiko korupsi dan memastikan value for money untuk tax payer,” tutur Malik.
Malik menuturkan dirinya dengan Ridwan Kamil juga membahas kerja sama di bidang pembiayaan hingga pembangunan infrastruktur. “Jawa Barat serta seluruh Indonesia perlu banyak kemajuan di bidang infrastruktur. Di Inggris, kami punya inovasi dalam keuangan modal infrastruktur dan juga inovasi untuk membangun, mendesain infrastruktur,” katanya.
Pembahasan pembangunan infrastruktur itu di antaranya mengenai infrastruktur transportasi, yakni light rail transit (LRT) dan kereta api, serta teknologi pengolahan sampah. “Banyak pengalaman Inggris yang bisa dibagikan untuk mendukung proyek LRT Bandung Raya. Dan untuk solid waste management, kami berdiskusi tentang teknologi baru dari Inggris mengolah plastik untuk pembangkit listrik dan diesel. Teknologi baru ini belum digunakan di Indonesia. Mungkin Jawa Barat akan menjadi salah satu pusat teknologi baru,” ujar Malik.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan menginginkan Jawa Barat bisa menjadi tempat paling banyak yang menerima kucuran dana investasi dari Inggris. “Pemerintah Inggris sangat komitmen dan solid dalam berinvestasi jangka panjang. Tentu Jawa Barat ingin menjadi tempat yang paling banyak mendapatkan investasi dari Inggris,” ucapnya, Kamis, 27 September 2018.
Ridwan Kamil menyebutkan Inggris punya skema pembiayaan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan Indonesia di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang belum stabil. “Yang keren itu pemerintah Inggris punya pembiayaan infrastruktur dengan bunga kecil, tapi dalam rupiah. Tidak dalam bentuk pound sterling, euro, atau dolar. Bentuknya rupiah dengan rate yang sangat murah,” tuturnya.
Ridwan Kamil menuturkan sempat meminta Malik agar kesempatan pembiayaan tersebut diberikan pada PT Kereta Api Indonesia, khusus untuk menggarap reaktivasi empat jalur kereta di Jawa Barat, yakni rute Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Rancaekek-Tanjungsari, serta Cibatu-Garut.
Ridwan Kamil sempat mengajak Malik berkeliling Gedung Sate. Salah satu spot yang diperkenalkan adalah Museum Gedung Sate, yang terletak di basement kantornya.