TEMPO.CO, Solo -Peternak ayam di Kota Solo dan sekitarnya membagikan lebih dari seribu ekor ayam potong kepada masyarakat, Rabu 26 September 2018. Pembagian ayam potong dalam kondisi hidup itu merupakan bentuk protes terhadap merosotnya harga daging ayam di tingkat peternak.
BACA: Pedagang Kecil Diminta Jual Ikuti Harga Ayam Acuan Kemendag
Ayam itu dibagikan kepada para pengunjung Pasar Jongke Solo. "Kami ingin pemerintah memberikan perhatian kepada peternak kecil," kata Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat atau Pinsar Jawa Tengah, Parjuni. Menurutnya, rendahnya harga ayam bisa membuat para peternak kolaps.
Dia merinci bahwa harga pokok produksi ayam potong mencapai Rp 18 ribu per kilogram. "Harga pakan terus merangkak naik," katanya. Harga bibit ayam atau day old chicken juga dianggap naik dengan tidak wajar.
Padahal, harga jual ayam hidup di kandang hanya Rp 13 ribu per kilogram. Dia mengklaim peternak rugi hingga Rp 5 ribu per kilogram. "Sama-sama rugi, kami memilih membagikan ayam-ayam ini kepada masyarakat," kata Parjuni.
BACA: Peternak Sebut Harga Ayam Tak Mungkin Turun Karena 3 Hal Ini
Para peternak juga merasa kesal lantaran harga ayam di kandang sangat rendah kendati harga daging ayam di pasaran masih cukup tinggi, mencapai Rp 30 ribu per kilogram. "Harga pasar tinggi namun peternak justru merugi," katanya. Dia berharap pemerintah menyelidiki kemungkinan adanya permainan kartel dalam bisnis tersebut.
"Jika kondisi ini dibiarkan, peternak kecil akan gulung tikar," katanya. Kondisi itu akan menguntungkan peternak besar yang bisa mengatur suplai maupun harga. "Kami yakin ada masalah besar dengan data mengenai jumlah produksi ayam potong," katanya.
Salah satu warga Pajang, Sumarni mengaku senang meski hanya bisa memperoleh satu ekor ayam. "Sudah lebih dari sebulan tidak membeli daging ayam karena harganya tinggi," katanya. Dia berharap aksi pembagian ayam itu bisa mempengaruhi harga daging ayam di pasaran.