TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu negara bisa diukur dari bagaimana negara tersebut dapat melestarikan lingkungannya. Menurut dia masyarakat saat ini bisa melestarikan lingkungan dengan mekanisme keuangan yang inovatif.
BACA: IMF - World Bank, Luhut: Permintaan Mobil Lebih dari 4000 Unit
“Ukuran keberhasilan dalam pembangunan ekonomi tidak semata-mata berdasarkan pertumbuhan. Hal ini juga diukur oleh bagaimana lingkungan mereka dilindungi, bagaimana kawasan lindung laut mereka bertambah secara bertahap,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 26 September 2018.
Keberhasilan ekonomi saat ini, menurut Luhut, sudah mulai diukur oleh masyarakat yang punya keinginan untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan dan menghirup udara bersih, dan minum air bersih. Luhut mengatakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs adalah memenuhi kewajiban untuk penciptaan kesejahteraan masyarakat dengan melestarikan lingkungan. Ia menekankan sektor keuangan memiliki tanggung jawab dalam pencapaian SDGs ini.
“Jadi, kami membuka pintu lebar-lebar untuk semua model pembiayaan inovatif. Kami percaya bahwa itu dapat diadopsi, diadaptasi, dan ditingkatkan untuk memenuhi komitmen SDGs," kata dia.
BACA: Luhut Pandjaitan Bakal ke AS Bahas Pertemuan IMF - World Bank
Menurut dia, ada beberapa isu yang bisa diberdayakan dalam pembiayaan ini. Ia mencontohkan seperti mempromosikan ekowisata di wilayah pesisir, meningkatkan kesejahteraan perempuan di wilayah pesisir yang terlibat dalam ekowisata, selain itu pengembangan Kawasan Konservasi Laut.
Dari pengalaman Indonesia, Luhut mengatakan bahwa model bisnis berkelanjutan yang terkait dengan SDGs dapat bernilai hingga US$ 12 triliun pada 2030. Meskipun kenyataannya upaya untuk memobilisasi investasi global terhadap SDGs adalah tugas yang tidak ringan.